Sekitar satu bulan lagi, jutaan pasang mata penduduk bumi akan mengarah ke Sirkuit Mandalika. Di lintasan balap sepanjang 4,32 km itu, para penunggang kuda besi dari berbagai negara akan unjuk kebolehan saling salip dengan kecepatan maksimal.
Sayang, pada 15 Februari 2022, Kompas.com menurunkan berita miring tentang kondisi sirkuit bernama resmi Pertamina Mandalika International Street Circuit itu. Berita miring dengan judul Masalah Utama Sirkuit Mandalika Menurut Media Eropa: Trek Tidak Sesuai Spesifikasi itu diangkat Kompas.com dari laporan Simon Patterson yang diunggah The Race sehari sebelumnya.
Meskipun Kompas.com hanya menyadur laporan dari media lain, namun para netizen Indonesia dengan kalap dan gelap mata menyerang media yang beralamat di Palmerah Selatan itu.
Padahal, materi yang diangkat Kompas.com belum seberapa buruk jika membandingkannya dengan informasi terkait keselamatan pembalap yang dilaporkan The Race. dengan memilih judul berita "WILL MOTOGP'S NEWEST CIRCUIT REMEDY ITS SAFETY CONCERNS?"
"Now, it's impossible to race on," keluh pembalap Aprilia Aleix Espargaro kepada The Race.Â
Kemudian Espargaro melanjutkannya, "If the race had to be tomorrow, no way, impossible. For two reasons. The first is that you cannot overtake, there is just one line and the rest is like water."
Espargaro pun berharap penyelenggara MotoGP Mandalika 2022 dapat membereskan masalah tersebut dalam waktu sebulan ke depan.
Seperti yang disorot Kompas.com, The Race menuliskan tentang spesifikasi Sirkuit Mandalika yang menurut media tersebut tidak menggunakan batuan yang sesuai spesifikasi.
"It's believed by contacts linked to the construction process that the issue lies with the type of aggregate stones used in the construction process, with an original mix selected by outside consultants not used and locally quarried stones instead of being substituted," tulis The Race.
Namun ada satu masalah krusial lainnya sirkuit yang tidak diangkat Kompas.com dari The Race. Masalah tersebut adalah kondisi aspal yang oleh The Race disebut menyengsarakan, "asphalt woes".Â