Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Informasikan Presidensi G20, Kominfo Butuh Bloger

31 Januari 2022   07:23 Diperbarui: 31 Januari 2022   07:27 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kominfo.go.id

Konferensi Tingkat Tinggi G20 rencananya akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 30-31 Oktober 2022. Untuk menyukseskan ajang internasional yang mengusung tema Recover Together, Recover Stronger ini, pemerintah telah melakukan sejumlah persiapan. Salah satunya mendorong keterlibatan komunitas media, baik di dalam maupun luar negeri.

Berkaca dari Pemberitaan Salah Transfer Indah Harini

Pada awalnya, pihak BRI meremehkan isu salah transfer lebih dari Rp 30 miliar yang menyeret nasabahnya, Indah Harini. Media massa mainstream pun seolah ogah memberitakan kasus yang sebenarnya sudah berlangsung sejak akhir awal Desember 2019. Sementara, karena tidak mendapat sorotan media, masyarakat luas pun tidak mengetahuinya.

Barulah pada 22 Desember 2021, media arus utama ramai-ramai mengeksposnya. Namun, ketika itu, informasi yang dirilis oleh media-media besar masih berupa klarifikasi dari pihak BRI. Jika memperhatikan Google, media-media besar baru mengambil dari "sudut" Indah Harini satu-dua hari setelahnya.

Jika diamati lebih jauh, awak media-media mainstream tersebut kalah cepat dibanding blogger, khususnya blogger yang menjadi kontributor blog keroyokan Kompasiana. Tercatat sebanyak sepuluh blogger menayangkan masing-masing satu secara hampir serentak pada 21 Desember 2021.

Dua-tiga hari setelah penayangan artikel yang pertama, kesepuluh penulis Kompasiana tersebut kembali menayangkan artikelnya lagi. Sehingga total dua puluh artikel yang dipublikasikan lewat Kompasiana. 

Kedua puluh artikel tersebut terbaca dengan sangat jelas jika mengambil sudut pandang Indah Harini sebagai "korban". Setelah kedua puluh artikel tersebut dipublikasikan, barulah media-media mainstream memosisikan Indah Harini sebagai korban salah transfer.

Di era internet murah ini, ekosistem informasi memang telah berubah. Saat ini kelompok yang sebelumnya disebut "silent majority", kini telah bisa melantangkan suaranya sejumlah platform media sosial. Sebaliknya, tidak jarang, media arus utama malah menjadi "follower" dari "silent majority".

Dalam contoh isu "salah transfer Indah Harini" ini, suara blogger yang beberapa tahun sebelumnya masih merupakan "silent majority" telah sanggup membentuk empati bagi Indah.

Presidency G20 Butuh Blogger

Presidensi G20 yang rencananya akan digelar pada akhir Oktober 2022 ini bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan literasi masyarakat, bukan saja pada sisi-sisi yang terkait gelaran ajang tersebut, tetapi juga topik-topik lainnya.

Dalam memberitakan suatu momen, media massa biasanya hanya memberitakan tema-tema yang terkait peristiwa. Padahal, dalam sebuah peristiwa atau momentum tidak sedikit sisi menarik yang bisa diinformasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun