Dokumen "Op. HMG Trojan Horse"
Pada September 2020, jurnalis investigasi Middle East Eye, Ian Cobain mendapatkan dokumen rahasia yang berisikan sebuah operasi yang diberi titel "Op. Her Majesty's Government Trojan Horse".
Dalam dokumen dirincikan lima program propaganda pemerintah Inggris di Suriah yang dimulai pada 2012. Untuk melancarkan propagandanya, pemerintah Inggris membangun jaringan jurnalis warga guna membentuk persepsi konflik.
Dengan dana dari Inggris, AS, dan Kanada, para jurnalis warga yang terlibat dalam program propaganda tersebut dikendalikan oleh satu kontraktor yang bermarkas di Istanbul dan Amman. Para jurnalis warga  tersebut ditugasi untuk memproduksi cuplikan TV, program radio, media sosial, poster, majalah, sampai komik anak-anak.
Proyek tersebut dijalankan oleh Kementerian Pertahanan Inggris (MOD) dan sejumlah perwira intelijen militer. Sementara, kendali proyek ini berada di bawah kendali Dewan Keamanan Nasional pemerintah. Selama 2015-2016, proyek ini menganggarkan 9,6 juta  atau $ 11,9 juta. Pada tahun-tahun berikutnya, anggaran yang dialokasikan jauh lebih besar lagi.
Menurut dokumen yang bocor tersebut, Dinas Intelijen Inggris mengoperasikan proyek ini, pemerintah Inggris memberikan kontrak kepada perusahaan komunikasi. Perusahaan komunikasi inilah yang melatih juru bicara oposisi, mengelola kantor pers, serta mengembangkan akun media sosial mereka.
Beberapa kontraktor pemerintah Inggris yang aktivitasnya terungkap dalam dokumen yang bocor ini diketahui memiliki afiliasi dengan dengan al-Qaeda Suriah, Jabhat al-Nusra dan cabang fanatiknya.
HTI Operator Media Intelijen Inggris
Pada 2013, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto mengakui bahwa meski tidak secara kelembagaan terlibat langsung dalam jihad melawan rezim kafir Bashar Al-Assad di Suriah, namun Hizbut Tahrir mengakui secara personal banyak anggota Hizbut Tahrir ikut berjihad di Suriah.
Yusanto pun mengungkapkan bahwa secara personal anggota Hizbut Tahrir terlibat dalam jihad di Suriah. Menurutnya, jihad di Suriah termasuk fardhu ain. Pernyataan ini disampaikan Yusanto saat Muktamar Khilafah di Stadion Gelora Bung Karno pada 2 Juli 2013. Ditambahkan Ismail, sebagaimana sholat fardhu, berjihad secara personal di Suriah tidak ada lagi kaitannya dengan kelompok.
Menariknya, di sisi lain Yusanto menyebut bahwa secara kelembagaan, Hizbut Tahrir  pernah mengikuti sumpah setia kepada Jabhah Al-Nusrah. Katanya, sumpah tersebut untuk memastikan bahwa jihad di Suriah dalam upaya untuk menegakkan syariat Islam di bawah naungan khilafah Islamiyah.