Tidak perlu heran jika penampilan Jokowi tersebut mendapat apresiasi dari Prabowo Subianto. Dalam debat tersebut, setidaknya enam kali Prabowo mengungkapkan decak kagumnya atas kinerja pemerintahan Jokowi. Di antaranya, Prabowo yang juga rival Jokowi dalam Pilpres 2014 memuji Jokowi dan jajarannya telah bekerja keras di bidang infrastruktur. Demikian juga dengan persoalan lingkungan hidup, Prabowo memberikan apresiasinya kepada Jokowi dalam upaya penyelamatan sumber daya alam yang dilakukan pemerintah bersama KPK.
Bisa dibilang, setelah mengubah penampilannya, Jokowi meraih kemenangan telak atas Prabowo. Bahkan, bisa dibilang, Jokowi tampil nyaris tanpa cacat. Ketanpacacatan Jokowi inilah yang memaksa para pendukung paslon Prabowo-Sandiaga Uno melakukan serangan di luar materi debat. Sampai-sampai Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo harus melemparkan tuduhan tak berdasar terkait pemakaian alat bantu dengar yang disebut dipakai oleh Jokowi saat debat.
Tuduhan mengada-ada terkait pemakaian alat bantu dengar atau earpiece justru lebih membuktikan jika BPN tidak dapat menemukan kelemahan Jokowi saat debat kedua. Begitu pula dengan tudingan bila Jokowi mencoba menjebak Prabowo dengan istilah "unicorn". Tuduhan ini justru mempermalukan Prabowo sendiri antaran menganggap Prabowo tidak tahu menahu tentang "unicorn".
Bukan saja Prabowo yang mengapresiasi kegemilangan Jokowi dalam menyampaikan capaian-capaiannya tersebut, netijen pun memberikan sentimen positifnya. Apresiasi netijen tersebut terekam dalam pantauan PoliticaWave. Menurut PoliticaWave, ada dua tagar yang muncul terkait dua capres tersebut. Tagar pertama ialah #DebatPintarJokowi dan #PrabowoMenangDebat.
Dari percakapan di media sosial terkait debat, ada 53,39% netizen yang membicarakan tentang Jokowi dan 46,61% yang membicarakan Prabowo. Jokowi mendapatkan sentimen positif sebesar 57,51% dan sentimen negatif 42,49%, sedangkan Prabowo mendapatkan sentimen positif 29,48% dan sentimen negatif 70,52%.
Penampilan Jokowi dalam debat kedua yang nyaris berubah total dari penampilan perdana satu bulan sebelumnya ini membuktikkan Jokowi tidak bisa diskenariokan tampil defensif. Jokowi baru bisa tampil lepas jika dibiarkan tampil sebagai pribadi Jokowi.
Ketika Jokowi tampil dengan karakter aslinya seperti MU, calon presiden petahana ini seperti bus yang melaju. Bukan seperti bus parkir yang diam kaku. Jokowi harus diberi keleluasaan untuk meliuk-liuk di setiap "tikungan, tanjakan, maupun turunan".
Jika performa Jokowi ini dipertahankan pada debat-debat selanjutnya, maka sudah bisa dipastikan jika sentimen positif akan lebih meningkat dari debat kedua.
Artikel lain
Serang Jokowi dengan 3 Tuduhan Ini, BPN Prabowo Blunder dan Permalukan Capresnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H