Misalnya fitnah bawa Jokowi keturnan PKI, fitnah Jokowi buan anak dari Sudjiatmi. Jokowi bukan alumni SMAN 6 Surakarta, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selain Jokowi, PDIP yang menjadi partai politik tempat Jokowi berpiprah pun kerap menjadi sasaran fitnah. Demikian juga dengan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri.Â
Contohnya, fitnah atau hoax yang menyebut Megawati mengatakan PDIP tidak membutuhkan suara umat Islam. Meski salah seorang penyebar fitnah tersebut sudah diproses hukum, namun fitnah tersebut masih terus dimainkan.
Demikian juga dengan berita palsu atau fake news dengan judul klik bait "Presiden Jokowi: Di Dalam Dokumen Asli PKI Tidak Sepenuhnya Bersalah, Mereka Hanya Terkena Fitnah Di Zaman Itu". Meski sejak 22 September 2017 situs Turnbackhoax.id sudah menjelaskan jika berita tersebut fake, namun ada saja yang menyebarluaskannya.
Tetapi, proaganda yang dihantamkan ke arah Jokowi jauh lebih jahat dari "Propaganda Rusia" atau "Firehouse of Falsehood". Sebab, propaganda yang tengah dilancarkan sejak 2012, tepatnya sejak Jokowi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia, menarasikan Islam dalam situasi terancam.
Dalam propaganda ini, segala sesuatu sebisa mungkin dikaitkan dengan latar belakang agama. Misalnya, penegakan hukum terhadap pendakwah dinarasikan sebagai kriminalisasi ulama. Tujuan dari narasi ini tentu saja untuk meng-head to head-kan Jokowi dengan umat Islam Indonesia.
Ada banyak konten yang digunakan sebagai upaya mengadudomba Jokowi dengan umat Islam Indonesia, Contohnya adalah foto di bawah ini.
Meskipun sudah diluruskan lewat sejumlah media (cek Google), fake news ataupun meme tentang perobohan 164 masjid untuk proyek tol Semarang-Brebes masih tetap di-viral-kan.
Bukan hanya itu, untuk menguatkan narasi Islam dalam situasi terancam,peristiwa yang terjadi sebelum Jokowi menjadi presiden dipelintir seolah terjadi di era Jokowi. Misalnya, video pembongkaran masjid di Medan yang terjadi pada 2010 disulap seolah terjadi di era Jokowi.Â