Bisa dibilang, sejak awal peredarannya pada minggu keempat Januari 2019, Tabloid Indonesia Barokah masih bertengger di posisi top 5 isu seputar Pilpres 2019. Kini tabloid yang dikirim lewat pos ke sejumlah masjid ini telah menyebar ke sejumlah daerah, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Yogyakarta, dan sejumlah daerah lainnya.
Isi dari tabloid 16 halaman ini sendiri sebenarnya biasa-biasa saja. Hanya saja, konten dalam tabloid ini diangap tendensius menyerang pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Tuduhan Konyol Ipang Wahid di Balik Tabloid Indonesia BarokahÂ
Gegara isi pemberitaannya tersebut, tuduhan pun diarahan kepada kubu Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai dalang di balik penerbitan dan peredarannya. Terlebih, Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ipang Wahid mengaku sebagai inisiator "Gerakan Indonesia Barokah". Selain itu, Ipang pun diketahui terkait dengan Indonesiabarokah.com, situs tempat Ipang mengunggah konten-konten videonya.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengaku bahwa tim investigasi BPN telah menemukan rekam jejak digital terkait tabloid Indonesia Barokah, yakni kesamaan logo tabloid Indonesia Barokah dengan webiste Indonesia Barokah.
"Rekam jejak digital ada website Indonesia barokah, website Indonesia barokah ini logonya sama percis dengan tabloid Indonesia barokah dalam webiste itu kita menemukan jejak digital Ipang Wahid sangat ketara, wajar kita mempertanyakan dong," jelasnya Andre kepada RRI pada 28 Januari 2019. (Sumber: RRI.co.id.).
Menurut informasi yang beredar, seorang karyawan Ipang yang bernama Nizar pun disebut-sebut sebagai pengelola situs Indonesiabarokah.com. Sebagaimana informasi yang beredar di media sosial, Nizar dikatakan mengganti hosting provider Indonesia Barokah dari supercp.com dengan email terdaftar nizar@ipangwahid.com menjadi digitalocean.com dengan email terdaftar hostmaster@indonesiabarokah.com.
Singkatnya, Ipang dituduh sebagai otak tabloid Indonesia Barokah lantaran ada kemiripan nama dan pada "Gerakan Indonesia Barokah" yang digagas Ipang, dan Indonesiabarokah.com, situs tempat Ipang mengunggah video-videonya.
Seperti yang ditulis dalam "Dampak Tabloid Indonesia Barokah Mirip Penganiayaan Ratna Sarumpaet, Siapa Dalangnya?", Ipang sangat tidak mungkin mengotaki IB. Alasannya sederhana, dari alamat redaksi IB yang ternyata palsu, dapat ditarik kesimpulan jika ada niat buruk atau jahat pada penerbitan dan peredaran IB.Â
Karena niat jahat atau buruk tersebut, sangat tidak mungkin bila Ipang menggunakan nama dan logo Indonesia Barokah yang identik dengan dirinya. Ibaratnya, tidak mungkin pencuri meninggalkan KTP di lokasi tempatnya mencuri.
Temuan tim investigasi BPN Prabowo-Sandi yang menyebut adanya rekam jejak digital situs Indonesiabarokah.com pada tabloid Indonesia Barokah pun tak kalah konyolnya. Sebab, sangat mustahil tabloid Indonesia Barokah yang berbentuk kertas memiliki "unsur" digital. Sebab keduanya merupakan produk yang berbeda yang dibuat di "dua alam" yang berbeda pula. Tabloid IB dibuat di alam nyata. Sedangkan situs Indonesiabarokah dikreasikan di alam maya.