Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Strategi Panik "All The President's Men" Jokowi Direspons Kalem Prabowo

24 April 2018   14:29 Diperbarui: 28 April 2018   18:05 8641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto (Sumber: Tribunnews.com)

Seolah ingin menguatkan narasi jika Prabowo tertarik menjadi cawapres Jokowi, pada 20 April 2018, Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengungkapkan pertemuannya dengan Ketua tim pemenangan Pilpres Partai Gerindra, Sandiaga Uno.

Kata pria yang akrab disapa Rommy itu, Sandi datang menemuinya pada 19 April 2018 untuk membahas masalah Pilpres 2019. Salah satunya posisi Prabowo untuk cawapres Jokowi.

Berbeda dengan Prabowo, Sandi sudah menyampaikan bantahannya. Menurut Sandi, Rommy hanya menanyakan informasi tentang pertemuan Prabowo-Luhut yang dijawab oleh Sandi "tidak tahu".

Benar tidaknya Sandi dan Rommy membahas pencawapresan Prabowo tidak ada yang mengetahuinya kecuali keduanya dan orang-orang yang mendengar langsung atau rekaman pembicaraan antara keduanya.

Upaya istana ciptakan "All The President's Men" demi menangkan Jokowi
Isu Prabowo bersedia menjadi cawapres bagi Jokowi bisa dibilang sebagai kelanjutan dari narasi capres tunggal yang sejak beberapa bulan sebelumnya dikembangkan oleh pihak-pihak yang cenderung pro- Jokowi.

Dalam narasi capres tunggal, semua tokoh diposisikan sebagai cawapres untuk Jokowi, termasuk Prabowo.

Hanya saja, bagi Prabowo, isu tentang terjadinya pertemuan dan pembicaraan antara Prabowo dengan Luhut jauh lebih serius ketimbang narasi capres tunggal.

Sebab, dalam isu pertemuan Prabowo-Luhut, juga diwarnai dengan penggambaran jika Prabowo telah berada di bawah kendali Istana.

Bahkan, Prabowo pun digambarkan tidak mempunyai nilai tawar sama sekali. Hal ini dikesankan lewat pernyataan Luhut yang mengaku menolak "proposal" Prabowo.

Sangat wajar jika kubu Jokowi berupaya keras menggembosi setiap kekuatan yang berpotensi menjegal langkah Jokowi

Bagaimana pun juga tingkat elektabilitas Jokowi masih mangkrak di zona rawan. Survei Litbang Kompas yang dirilis pada 23 April 2018 yang menyebut tingkat elektabilitas Jokowi se besar 56 persen justru semakin menguatkan tanda-tanda kekalahan Jokowi pada Pilpres 2019 nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun