Upaya perontokan Jokowi bukan saja dilakukan oleh sejumlah pihak yang selama ini dikenal sebagai lawan politik, tetapi kemungkinan juga dilakukan oleh sejumlah orang yang berada di dalam lingkaran elit kekuasaan.
Sejak 13 November 2016 malam, media sosial sudah berisik dengan banyaknya kicauan tentang Syeik Amr Wardhani yang akan dihadirkan sebagai saksi ahli dalam kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Ahok. Keesokan harinya, Kapolri membenarkan kicauan netizen tersebut.
Menariknya, Kapolri membandingkan Wardhani dengan saksi ahli yang didatangkan Jessica dari Australia. Mungkin Kapolri lupa kalau saksi ahli yang meringankan dihadirkan Jessica pada saat persidangan. Sementara kasus Ahok masih dalam tahap penyelidikan.
Lantas pada sore hari 14 November 2016, Jokowi diberitakan menyambut kedatangan Wardhani di Istana. Berita tentang sambutan Jokowi kepada Wardhani yang didatangkan dari Mesir sebagai saksi ahli yang meringankan Ahok sontak merontokkan pernyataan Jokowi yang sebelumnya mengatakan tidak akan melindungi Ahok.
Disebut “berita” karena belum ada konfirmasi dari pihak Istana. Selain itu, sejumlah media arus utama yang selama ini dianggap berseberangan dengan Jokowi, seperti Republika, Sindonews, Okezone, dll, pun tidak memberitakannya.
Benarkah pada 14 November 2015 Jokowi menerima Syeik Amr Wardhani, ulama Al Azhar Mesir yang juga akan menjadi saksi yang meringankan Ahok? Benar, sejumlah media memajang foto pertemuan antara Jokowi dengan seseorang yang berpenampilan ulama. Tetapi, benarkah foto yang beredar di sejumlah media dan medsos itu diambil kemarin?
Menariknya, menurut Kedubes Mesir untuk RI, Wardhani datang ke Indonesia untuk mengisi sejumlah ceramah keagamaan. Ulama Al Azhar itu pun tidak tahu kalau akan dihadirkan sebagai saksi ahli dalam kasus Ahok.
Karuan saja insiden yang berpotensi mengganggu hubungan baik kedua negara ini ini langsung direspon oleh Kedubes Mesir untuk RI. Untuk menjaga hubungan kedua negara, Wardhani pun akhirnya kembali ke negaranya pada 14 November 2016 malam.
Kedatangan Wardhani tidak lepas dari peran Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzi yang dikenal sebagai kader PDIP dan relawan Jokowi saat Pilpres 2014. Bisa jadi Helmi pun tidak tahu kalau Wardhani akan dijadikan sebagai saksi perkara Ahok. Pertanyaannya, siapa yang mengusulkan Wardhani untuk menjadi saksi dalam proses penyelidikan perkara Ahok?
Apapun itu, insiden ini telah berkonstribusi pada semakin meruncingnya perseteruan dan semakin menguatkan upaya pemecahbelahan bangsa Indonesia. Apalagi di tengah maraknya kasus Ahok ini terjadi dua kali serangan teror.
Uniknya, dalam dua peristiwa tersebut pelaku memakai “identitasnya”. Saat aksi teror yang terjadi di Tanggerang, pelaku menempelkan stiker ISIS. Sedangkan pada aksi teror yang terjadi di Samarinda, pelaku memakai kaos bersablonkan tulisan “Jihad”. Pemakaian “identitas” ini belum pernah dilakukan oleh pelaku-pelaku aksi teror sebelumnya.