Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

3 Kejutan Anies Baswedan dan Prabowo

29 September 2016   10:20 Diperbarui: 29 September 2016   12:03 5049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada tiga kejutan yang bersumber dari Anies Rasyid Baswedan alias ARB. Pertama, nama mantan rektor Universitas Paramadina ini tiba-tiba muncul dalam hasil survei Poltracking yang dirilis pada 15 September 2016 atau seminggu sebelum  deadline penutupan pendaftaran  paslon cagub-cawagub untuk Pilgub DKI 2017. Menariknya, dalam survei tersebut elektabilitas Anies hanya berselisih nol koma sekian persen di bawah Sandiaga Uno yang berada di posisi ketiga. Hebatnya lagi elektabilitas pasangan Anies-Sandi hanya terpaut tipis di bawah pasangan petahana Ahok-Djarot.

Kedua. Dicalon DKI 1-kannya Anies oleh Gerindra-PKS. Pencalonan Anies ini sungguh mengejutkan mengingat namanya belum pernah masuk dalam radar kedua partai sejoli itu. Mantan menteri pendidikan itu menumbangkan sejumlah tokoh yang namanya disebut-sebut oleh elit Gerindra dan PKS, seperti Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra, Yusuf Mansur, dan lainnya. Bahkan Yusril yang sampai last minute masih berdiri mendadak tumbang oleh kemunculan Anies yang baru sowan ke Prabowo sehari menjelang pencalonannya. Jadi, Anies hanya membutuhkan waktu satu hari untuk mendapat tanda tangan Prabowo dan Presiden Sohibul Iman.

Ketiga. Muncul rumor di sejumlah media tentang kedatangan Mensesneg Pratikno ke kediaman Prabowo. Awalnya, kedatangan wakil istana itu diberitakan sebagai upaya Jokowi menghalangi pencalonan Anies. Berita itu pun langsung dibantah oleh istana. Belakangan, Waketum Gerindra Arief Puyono mengungkapkan kalau kedatangan Pratikno itu justru untuk mendukung pencalonan Anies. Bahkan disebut, pencalonan Anies merupakan inisiatif Jokowi. Pemberitaan ini juga mengejutkan sebab sejak jauh hari sebelumnya Jokowi diposisikan sebagai pendukung Ahok.

Pencalonan Anies oleh Gerindra, yang pastinya atas persetujuan Prabowo memang benar-benar mengejutkan.  Sebab Anies bukanlah tokoh Islam sebagaimana yang diharapkan oleh pendukung Prabowo dalam Pilpres 2014 lalu. Anies memang berwajah Arab. Kolom agama dalam KTP-nya pun tercantum “Islam”. Tetapi, Anies kerap kali dituding sebagai anggota Jaringan Islam Liberal atau JIL. Bukan hanya itu, Anies pun dianggap sebagai penganut Syiah. Karena dua stempelnya itu, tidak jarang Anies mendapat serangan serta hujatan yang dilontarkan oleh kelompok-kelompok Islam, termasuk kader-kader PKS. Bahkan, selama menjabat sebagai menteri pendidikan, serangan terhadap Anies pun meningkat. Mereka menuduh Anies akan menyimpan rencana untuk meliberalkan pendidikan agama Islam.

Pencalonan Anies oleh Gerindra ini, karuan saja membuat kelompok-kelompok itu mengambil jarak dengan Prabowo. Dan, mengamati media sosial, nampak sejumlah akun yang diduga sebaga kader PKS menunjukkan ketidaksetujuannya atas pencalonan Anies. Bisa jadi, dalam Pilgub DKI 2017 ini suara PKS tidak bulat mengarah ke satu suara. Apalagi, ditambah dengan persoalan internal PKS yang belum juga terselesaikan. Dan, kalau diamati lebih jauh, rerata kader PKS yang keberatan dengan pencalonan Anies adalah pendukung Fahri Hamzah.

Dengan pencalonan Anies oleh Gerindra ini mengisyaratkan kalau Prabowo beserta elit Gerindra lainnya sudah move on dari lingkungan pendukungnya sewaktu Pilpres 2014. Prabowo dan pendukung sejatinya pasti sudah mengetahui kalau suara yang diberikan kepada Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 tidak bulat penuh karena figur Prabowo. Tetapi, ada sebagian yang didasari alasan “asal bukan Jokowi”. Hal ini bisa dilihat dari grup-grup FB pendukung Prabowo yang selepas Pilpres lebih banyak menautkan link-link berita tentang Turki, AKP, dan Erdogan ketimbang Prabowo dan Gerindra.

Dalam Pilpres 2014, Prabowo memang diuntungkan oleh kelompok “asal bukan Jokowi” yang kebanyakan berasal dari kelompok Islam tertentu. Prabowo pun pastinya mendengar kalau dirinya dinobatkan sebagai Panglima Perang Umat Islam Indonesia oleh sejumlah ormas di Yogyakarta. Prabowo pun tidak mempermasalahkan penobatan itu. Bagaimana pun dalam kontestasi pemilu penobatan itu sangat menguntungkan kampanyenya. Tetapi, bagaimana pun juga Prabowo lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang berkebhinekaan. Prabowo pastinya tidak merasa nyaman dengan situasi di mana bangsa Indonesia dicoba untuk dibentur-benturkan.

Dengan pencalonan Anies yang mendapat cap JIL dan Syiah ini suara “asal bukan Ahok” mulai meredup, berganti dengan “asal bukan Anies. Penggaung suara asal bukan itu sama saja. Orangnya itu-itu juga. Kelompoknya itu-itu juga. Organisasinya sama saja, itu-itu juga. Kalau berpartai, partainya itu-itu juga.  Baik penggaung “asal bukan Ahok” dan “asal bukan Anies” disuarakan oleh kelompok yang dua tahun lalu bersuara “asal bukan Jokowi”. Suara “asal bukan Anies” ini mau tidak mau telah menjauhkan Prabowo dari “konstituennya” saat Pilpres 2014 lalu.

Nasib Anies sekarang ini malah kalah bagus dari Ahok. Selain kurang bulatnya dukungan kader-kader PKS dan menjauhnya “konstituen” Prabowo, Anies pun disebut sebagai pengkhianat oleh pendukung Jokowi. Sebutan pengkhianat itu muncul sebelum beredar pemberitaan tentang klaim Gerindra soal dukungan Jokowi kepada Anies. Tidak hanya itu, pendukung Jokowi menjagokan Anies pun disebut sebagai teman Jonru.

Nasib Prabowo pun sebelas-dua belas. Prabowo yang pada saat Pilpres disimbolkan sebagai Panglima Perang Umat Islam kini dianggap sebaliknya. Dengan mencalonkan Anies yang distempel sebagai Syiah dan JIL, Prabowo dianggap telah berkonspirasi dengan Jokowi yang kental dengan tudingan Syiah, JIL, komunis, Yahudi, zionis, Freemason, Illuminati.

Pencalonan Anies memang sangat merugikan Prabowo dan Gerindra. Tetapi, di sisi lain sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia untuk kembali menambal kebhinekaannya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun