"Sandi ini Junior saya. Kira-kira gini Mas Sandi, kalau mau jadi pemenang (Pilgub) harus klik dengan rakyat," celoteh Ketua MPP PAN Soetrisno Bachir kepada Sandiaga Uno seperti dikutip sejumlah media.
Soetrisno menyampaikan celotehannya itu saat ia memberi sambutan dalam HUT PAN di DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Agustus 2016.
Soetrisno pun kemudian menyebut Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Bojonegoro Suyoto yang klik dengan rakyatnya.
“Klik” yang dimaksud oleh Soetrisno adalah terhubung secara emosional. Klik dengan rakyat artinya memiliki jalinan batin dengan rakyat. Dan, Soetrisno benar, untuk klik dengan orang banyak atau rakyat itu tidak gampang.
Banyak yang berpikir blusukan dapat membangun klik dengan rakyat. Tidak heran kalau banyak yang mencoba mengikuti keberhasilan blusukan yang dilakukan Jokowi.
SBY sempat dua kali mencontoh blusukan ala Jokowi. Sementara, Amien Rais pernah mendorong caleg-caleg PAN untuk blusukan seperti yang Jokowi lakukan
Kalau blusukan hanya dimaknai sebagai kunjungan, sowan, atau anjangsana pastinya banyak sekali tokoh yang berhasil mengklik rakyat. Tapi sayangnya tidak demikian. Blusukan yang berhasil harus bisa “dari mata turun ke hati”. Nah, soal hati adalah urusan perasaan yang tidak bisa dimanipulasi ataupun direkayasa. Dari hati itulah timbul empati atau simpati yang kemudian berujung dengan klik.
Untuk sampai terbangunnya klik, maka sekat-sekat penghalang harus lebih dulu disingkirkan. Karena itu ketatnya pengawalan dan kakunya protokoler seharusnya disingkirkan, setidaknya dilonggarkan.
Melihat foto-foto sosialisasi Sandiaga yang tersebar di sejumlah media online, terlihat sejumlah pengawal yang mengelilinginya.
Tentu saja kehadiran pengawal bisepnya seukuran durian runtuh itu telah sukses menjauhkan Sandiaga dengan warga yang diblusukinya.
Selain pagar rapat bodyguard, Sandiaga dan rombongannya pun menggenakan kostum khusus yang modelnya tidak ditemukan di pasar.