Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tidak Dukung Ahok, PDIP Habis?

8 Agustus 2016   20:35 Diperbarui: 8 Agustus 2016   20:44 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak yang bilang PDIP bakal habis pada Pemilu 2019 kalau tidak mendukung Ahok pada Pilgub DKI  2017. Tidak ketinggalan Profesor Hamdi Muluk, pakar psikologi politik dari UI pun berpikiran serupa. Benarkah demikian?

Sebagai parpol lawas, PDIP memiliki pemilih tradisional yang hampir di seluruh pelosol negeri. Sejumlah daerah malah disebut sebagai Kandang Banteng, Jawa Tengah dan Bali contohnya. Di daerah-daerah tersebut, loyalitas kader dan simpatisan PDIP nyaris tidak tergoyahkan oleh terpaan isu yang menerjang partainya, apalagi hanya karena pilihan dukungan politik dalam satu pilkada. Jadi, sikap PDIP dalam Pilgub DKI yang tidak mendukung Ahok tidak akan mempengaruhi loyalitas kader dan simpatisan PDIP.

Pendukung Ahok tidak identik dengan pendukung PDIP. Sebagian pendukung Ahok malah terang-terangan menunjukkan sikap permusuhannya kepada parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri ini. Hal ini bisa dilihat dari cercaan, hujatan, dan bulian yang disarangkan pendukung Ahok kepada PDIP, Megawati. Bahkan tidak jarang nama Soekarno pun ikut dibawa-bawa. Dari situ sudah jelas kalau pendukung Ahok bukan pemilih potensial PDIP pada Pemilu 2019. 

Satu lagi yang patut diperhatikan adalah perbedaam perlakuan Temam Ahok kepada PDIP dengan parpol lainnya, seperti Nasdem, Hanura, dan Golkar. Teman Ahok  seolah tidak senang dengan kedekatan Ahok dengan PDIP. Hal ini bisa dilihat dari tidak diberinya waktu kepada Ahok untuk menunggu keputusan PDIP untuk menduetkan kembali Ahok dengan Djarot Saiful Hidayat. Teman Ahok menyeret Ahok keluar dari lingkungan PDIP. Dan, begitu Ahok menyatakan maju lewat jalur independen bersama Teman Ahok, serangan terhadap PDIP pun gencar dilontarkan. Tetapi, kepada tiga parpol yang kini menjadi pendukung Ahok, sikap Teman Ahok berbeda 180 derajat. Teman Ahok menyambut ketiga parpol tersebut dengan senyum lebar sumringah. Jadi jelas, kalaupun mendukung Ahok, PDIP tidak akan mendapat keuntungan apapun untuk 2019 nanti.

Ahok diposisikan sebagai penguasa yang berhadap-hadapan dengsn rakyat kecil. Sementara PDIP bermerekan Partai Wong Cilik. Dengan demikian dukungan PDIP kepada Ahok justru akan berdampak negatif terhadap citra partai. Dan sampai saat ini citranya sebagai Partai Wong Cilik masih melekat erat dengan PDIP. Citra ini merupakan salah satu harta tak ternilai yang dimiliki hanya oleh PDIP. Pastinya PDIP tidak akan menggadaikannya.

Kalaupun pilihan PDIP yang tidak mendukung Ahok nantinya terbukti salah, partai banteng moncong putih ini tidak akan menyesalinya. Selama masih dipegang Megawati, PDIP tidak akan mudah dipengaruhi oleh iming-iming kekuasaan. Terbukti PDIP tidak mau masuk ke dalam pemerintahan SBY.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun