Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sulap Lahan Bekas Pertambangan Jadi Ladang Minyak, Dua Nilai Tambah Disabet

20 Januari 2016   16:05 Diperbarui: 20 Januari 2016   16:20 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua barang bekas bisa dimanfaatkan Karena itulah ada profesi tukang rongsok. Ada juga tempat jual-beli barang bekas yang dinamai pasar loak. Makanya, jangan pernah menjauhi bekas pasangan. Siapa tahu suatu saat nanti si mantan bisa dimanfaatkan lagi. Begitu juga dengan lahan bekas pertambangan.

Banyak lahan pertambangan yang awalnya berupa lahan subur, bahkan hutan. Tetapi, setelah dieksploitasi, lahan tersebut berubah menjadi tandus atau kritis. Akibatnya, lingkungan menjadi rusak. Ujung-ujungnya standar hidup warga di sekitarnya pun menurun. Dan, setelah penambangan selesai, biasanya lahan dikembalikan lagi ke fungsi awalnya. Dari hutan kembali ke hutan. Inilah yang disebut dengan reklamasi tambang.

Reklamasi lahan bekas pertambangan biasanya dilakukan lewat 4 tahap, mulai dari pengkonturan ulang (recontouring), penimbunan, pemampatan, diakhiri dengan penanaman kembali lahan. Sebenarnya, reklamasi bisa juga “potong kompas” yaitu dengan langsung menanaminya. Asalkan, jenis tanaman yang dipilih dapat tumbuh di atas lahan kritis yang minim air. Lebih bagus lagi kalau pilihan jatuh pada jenis tanaman yang memiliki nilai tambah ekonomis dan strategis. Misalnya jarak pagar.yang bijinya bisa menghasilkan bahan bakar nabati (BBN).

Jadi, menanami lahan bekas pertambangan dengan tumbuhan penghasil BBN sama saja dengan menyulapnya menjadi ladang minyak, Bukan hanya itu, upaya ini pun sekaligus untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.

 

Sumber foto: di sini

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun