Simbol Bintang David yang telah identik dengan Zionis ini kemudian diadopsi menjadi lambang bendera Israel pada 28 Oktober 1948. Ketika itu sejumlah politikus Arab Israel mengajukan permintaan untuk evaluasi ulang bendera Israel, dengan dasar bahwa "Bintang Daud" itu secara eksklusif hanya merupakan simbol orang Yahudi.
Namun, pada kenyataannya umat Islam pun sudah menggunakan Bintang Daud jauh sebelum simbol tersebut identik dengan zionisme. Sebut saja dinasti Karamanid dari Turki pada 1250–1487 M. (Tentang penggunaan Bintang David oleh umat Islam pernah ditulis di Kompasiana http://www.kompasiana.com/a_baybar_roodee/bintang-daud-di-kalangan-islam_551b2127a333114f21b65d4f)
Demikian pula dengan simbol “Bintang David” yang ada pada setiap sisi Tugu Yogya. Simbol pada tugu tersebut sama sekali tidak menunjukkan zionisme. Tugu Yogya dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri kraton Yogyakarta. Bangunan ini kemudian runtuh akibat gempa yang terjadi pada 10 Juni 1867. Kemudian baru pada 1889 tugu Yogya dibangun kembali dengan tinggi yang lebih pendek 10-15 meter dari tinggi tugu sebelumnya. Jadi, simbol heksagonal yang ada pada tugu Yogya sudah lebih dulu ketimbang digunakannya Bintang Daud sebagai simbol gerakan zionisme.
Demikian pula kita tidap perlu meributkan kalau ada masjid yang menggunakan Bintang Daud sebagai ornamennya seperti yang ada pada Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, masjid raya Al-Mashun, Medan, Masjid Al Munawwar, Tulungagung. Apalagi hanya gara-gara memakai baju batik dengan motif mirip heksagram lantas pemakainya dituduh sebagai antek Zionis, Yahudi, Illuminati dan lain sebagainya, seperti yang pernah dialami oleh Presiden SBY.
Sumber informasi dan foto:
https://en.wikipedia.org/wiki/Karamanids
https://en.wikipedia.org/wiki/Flag_of_Israel
https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/star.html