Iklan dengan Aburizal Bakrie sebagai modelnya “mondar-mandir” di layar kaca pemirsa TV One dan ANTV. Lewat sisipan jeda acara di kedua stasiun televisi miliknya itu Aburizal yang sudah ogah disapa Ical dan memilih nama baru ARB ini mengampanyekan pencapresannya. Dan, dari pagi sampai kembali pagi lagi iklan-iklan pencapresan ARB dengan beragam tema terselip di antara iklan-iklan komersil. Tujuan dari membombardirkan iklan itu Cuma satu: meningkatkan tingkat elektabilitas ARB yang masih berada di klub “Capres Satu Digit” ini.
Apakah tujuan strategi “udara” ARB itu tercapai?
Bila hanya melihat dari sisi peningkatan tingkat elektabilitasnya, “serangan udara” yang dilancarkan oleh ARB berhasil meningkatkan tingkat elektablitasnya. Pada survei pertama yang digelar Kompas, Desember 2012, ARB mengumpulkan dukungan 5,9%. Pergerakan berada di sumbu positif, ketika pada survei kedua yang digelar Juni 2013, ARB mengumpulkan dukungan 8,8 persen responden. Dari survei yang melibatkan 1.400 responden dari 34 propinsi ini ARB meraup dukungan 9,2% pada penghujung 2013. Sekalipun hanya bergerak 3,3% namun upaya ARB dengan iklan-iklannya itu lebih baik ketimbang capres lainnya, Prabowo Subianto, yang juga menggenjot penayangan iklannya. Dari rilis survei yang sama tingkat elektabiltas Prabowo malah menurun dari 13,3% pada Desember 2012 menjadi 11,1% pada bulan yang sama di tahun 2013.
Dengan pergerakan tingkat elektabilitas sebesar 3,3% tersebut maka rerata penambahannya hanya 0,275% per bulan. Dan pada Juni 2014, jika trennya lurus maka elektabilitas ARB hanya akan meningkat sebesar 1,65%. Dengan demikian tingkat elektabilitas ARB pada saat pileg sebesar 10,85%. Sayang dalam rilis survei Kompas ini tidak dipublikasikan dari mana saja penambahan pendukung ARB tersebut.
Dengan tingkat eletabilitasnya yang diprediksi mencapai 10,85% pada Juni 2014, tentu saja ARB belum bisa mengalahkan Jokowi yang dalam rilis survei yang sama elektabilitasnya terus meningkat dengan angka terakhir 43,5%. Tapi, dengan tingkat keterpilihannya yang melewati 9,99% itu, ARB bakal meninggalkan klun “Capres Satu Digit” di mana ia bergabung bersama capres-capres lainnya
Salam ARB!
Sumber rilis survei:
http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2162/1/survei-survei.jelang.2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H