Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Misteri Pertemuan 12 Menit yang Membungkam Amien Rais

18 April 2014   20:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:30 3184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Amien Rais menyesalkan sikap bakal Jokowi yang bersama Megawati menemui sejumlah duta besar negara asing di Indonesia beberapa waktu lalu. Menurut Amien, sikap Jokowi itu adalah langkah blunder diplomasi politik. Okelah kita ikuti jalan pikiran Amien ini. Karena itu, marilah kita buka-buka lagi isu soal dukungan Paul Wolfowitz yang saat itu menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan AS kepada Amien yangpada waktu itu sebagai capres pada 2004.

Isu adanya tawaran dana dari Wolfowitz kepada Amien ini sempat ditanyakan olehJohan Sarjono dari Radio Elshinta kepada Presiden SBY pada 25 Mei 2007 di Istana. “Mantan Ketua MPR dan juga calon presiden Pemilu 2004 dari Pantai Amanah Nasional, Pak Amein Rais, pernah mengaku mendapat tawaran dana dari Paul Wolfowitz, apakah Bapak Presiden juga menerima tawaran dana semacam itu? Terima kasih”

Oleh Presiden SBY pertanyaan tersebut dijawab demikian, “Tidak pernah. Pasti, tidak pernah. Tahun 2004 ketika Pemilu dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan, saya tidak pernah berkomunikasi, apalagi pernah bertemu dengan Paul Wolfowitz, apalagi menawarkan dana, apalagi menerima dana dari yang bersangkutan.Saya juga mengikuti, memang pernyataan Pak Amien Rais ditawari. Cek saja kepada Wolfowitz, apakah betul menawarkan kepada Pak Amien Rais. Saksinya disebut-sebut ada dua orang saksi. Saya juga tahu bahwa yang bersangkutan mengatakan tidak demikian, tapi okelah saya tidak usah masuk ke wilayah itu. Jadi tidak bagus. Silakan karena pak Amien Rais sudah menyampaikan penjelasan kepada publik, ya dibuktikan. Para saksinya suruh menyampaikan kepada publik agar yang terkuat adalah kebenaran.

http://www.presidenri.go.id/index.php/pers/presiden/2007/05/25/261.html

(Sayangnya, saya tidak menemukan berita dari media mainstream soal pengakuan Amien yang ditawari dana oleh Wolfowitz. Tapi, dari pertanyaan wartawan Elshinta dan jawaban SBY dapat disimpulkan Amien mengakui kalau ditawari dana oleh Wolfowitz)

Bisa jadi Amien tidak menerima dana dari pihak asing, namun adanya tawaran tersebut membuktikan adanya komunikasi anatara amien dengan pihak asing. Lalu, apa bedanya peristiwa komunikasi Amien dengan Amerika dengan pertemuan Jokowi dengan sejumlah dubes asing?

Amien pun harus mengingat tudingan adanya dana Washington yang ia lontarkan kepada SBY pada Mei 2007 atau 3 tahun pasca pilpres 2004. Tuduhan Amien yang juga mantan Ketua MPR RI periode 1999-2004 ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi sebagai profesor dan tokoh yang lama bergelut dengan dunia politik tanah air, tentunya, Amien tidak mungkin sembarang mengungkapkannya tanpa disertai bukti.

Dalam pasal 45 UU No. 23 Tahun 2003 disebutkan pasangan calon dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain yang berasal dari: negara asing, lembaga asing, lembaga swadaya masyarakat asing, dan warga negara asing. Dan, jika ada pasangan yang menerimanya, maka tidak dibenarkan pasangan tersebut untuk menggunakannya, dan harus melaporkan pada KPU selambat-lambatnya 14 hari setelah masa kampanye berakhir. Sedang bagi pasangan capres-cawapres yang tidak melaporkan adanya aliran dana asing yang diterimanya adalah ancaman pidana serta dikenai sanksi berupa pembatalan sebagai pasangan capres-cawapres.

Jadi jelas, apa konsekuensi bagi pasangan SBY-JK yang saat itu sudah menjabat sebagai presiden dan wakil presiden bila tuduhan Amien itu terbukti di pengadilan.

Menjawab tuduhan tersebut SBY menyatakan akan menuntut Amien jika isu tersebut terus berkembang di publik karena hal itu tidak benar.

“Saya akan menggunakan hak saya untuk melakukan proses hukum demi keadilan di negeri ini,” kata Presiden Yudhoyono dalam acara konferensi di belakang Istana Merdeka Jakarta. (Sumber)

Tapi, apa yang terjadi kemudian?

Dari Kuala Lumpur, Malaysia SBY menceritakan telah bertemu dengan Amien di ruang Bandara Halim Perdana Kusuma pada Minggu 27 Mei 2007. Pertemuan itu disampaikan SBY SBY dalam konferensi persnya usai mengikuti Malaysia - Indonesia Business Roundtable, Senin (28/5).

SBY menjelaskan, pada Sabtu (26/5) sore Mensesneg Hatta Rajasa menghadap dan menyampaikan bahwa ia telah berkomunikasi lewat telepon dengan Amien Rais.

“Hatta menyampaikan kepada saya dan menyarankan ada baiknya kalau saya bisa bertemu dengan Amien Rais. Setelah saya pertimbangkan dengan seksama, saya setuju untuk melakukan pertemuan itu,” kata SBY kepada para wartawan di depan kamarnya yang terletak di lantai 26 Hotel JW Marriott, Kuala Lumpur.

Esoknya, Amien Rais terbang dari Yogyakarta untuk bertemu dengan SBY di Lanud Halim Perdana Kusuma. Dalam pertemuan tersebut, SBY dan Amien Rais sepakat untuk mengakhiri sebuah konflik politik.

“Karena kalau ini terus berlangsung, akan membawa hal yang tidak baik bagi situasi politik nasional. Saya sebagai Kepala Negara juga ingin menunjukkan kepada rakyat Indonesia, bahwa bisa saja diantara tokoh itu terkadang berbeda dalam pandangan politik,” jelas SBY.

Keesokan harinya, masih dari Kuala Lumpur, SBY menekankan sekali lagi bahwa inti dari pertemuan tersebut adalah kedua pihak bersama-sama berniat baik untuk tidak melanjutkan masalah yang ada sehingga menimbulkan situasi politik yang tidak kondusif bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia.

“Mudah-mudahan pertemuan saya dengan Amien Rais pada hari Minggu yang lalu membawa kebaikan bagi semuanya, terutama dalam kehidupan politik kita,” SBY menambahkan. (Sumber)

Dan, memang setelah pertemuan selama 12 menit tersebut, baik Amien tidak pernah terdengar lagi menyuarakan tuduhannya tersebut. Sikap SBY terhadap Amien pun berbeda bila membandingkan sikap SBY terhadap Zaenal Maarif yang dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik SBY.

Entah apa yang membuat lokomotif reformasi yang sebelumnya garang dan vokal itu mendadak bungkam? Apakah ada “kartu mati” Amien yang dipegang dan disimpan SBY? Dan, kalau pun ada, apa yang membuat Amien mati kutu di hadapan SBY?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun