Saya ini pelanggan operator Smartfren yang tidak mau move on. Soalnya sejak September 2007 lalu saya sudah menggunakan Smartfren untuk bertelepon dan ber-SMS. Waktu itu saya membeli paket bundling, ponsel ZTE X-175 dan nomor perdananya seharga Rp 360.000. Setelah bonus bicara gratis dari nomor perdana itu habis, saya mengganti kartunya dengan kartu baru bernomor 088151233XX. Sekarang kartu atau SIM (Subscriber Identity Module) card itu saya gunakan sebagai kartu untuk modem. Karenanya, bisa jadi, saya ini pelanggan terlama Smartfren yang menjadi peserta “Blog Competition Smartfren: Andromax yang Kamu Banget”
[caption id="attachment_344182" align="aligncenter" width="288" caption="Ponsel Smart-ZTE X175 yang saya beli September 2007 lalu (Dok. pribadi)"][/caption]
Di awal debutnya di Kota Cirebon 7 tahun lalu, jaringan Smartfren yang waktu itu bernama Smart masih sangat buruk. Bayangkan, waktu itu Smart baru membangun tiga BTS-nya untuk meng-cover Kota Cirebon seluas 37,54 Km persegi. Karena buruknya kualitas sinyal waktu itu, Smart tidak bisa digunakan di dalam rumah. Jadi, kalau mau menelepon, pengguna Smart harus nangkring di pagar rumah atau paling tidak nongkrong di teras rumah. Waktu itu rasa-rasanya menggunakan Smart hampir sama dengan menggunakan GSM (Global System for Mobile Communication) di awal tahun 2000-an, sama-sama GSM: Geser Sedikit Mati.
Nah, dalam debutnya itu Smart malah lebih parah lagi. Buruknya kualitas sinyal Smart menyebabkan ponsel menjadi panas. Karena panasnya, teman saya mengatakan, “Bisa dipinjam nggak buat nyetrika celana?” Langsung saja saya menyahut, “Jangan! HP itu memang sengaja saya panasi buat nyeduh kopi.” Tapi, itu dulu, 7 tahun yang lalu. Sekarang,di Jawa jaringan Smartfren relatif merata.
Soal internet, saya juga termasuk pelanggang ogah move on. Saya mulai menggunakan modem Smartfren sejak Agustus 2011. Modem yang saya beli itu rusak pada November 2012. Puas dengan layanannya, saya membeli lagi modem Smartfren dengan nomor SIM card 0888022003XX. Kartu yang dibeli sepaket dengan modem Smartfren itu kemudian saya gunakan bergantian dengan kartu bernomor 088151233XX. Jadi, sudah hampir 7 tahun saya belum juga move on dari nomor 088151233XX yang saya daftarkan dengan menggunakan nama ibu saya. Kalau dihitung sudah 3 tahun ini saya menggunakan operator Smartfren untuk berinternet dengan suka dan dukanya.
[caption id="attachment_344185" align="aligncenter" width="285" caption="Modem Smartfren yang saya pakai internetan sehari-hari (Dok. Pribadi)"]
Sukanya, paket internet yang ditawarkan Smartfren itu jarang mengalami perubahan seperti paket internet yang ditawarkan oleh operator lainnya. Karenanya saya sebagai pelanggan tidak dibingungkan atau bahkan merasa “dijebak Batman” oleh paket-paket yang ditawarkan. Sedang dukanya, beberapa kali jaringan internet Smartfren byar pet. Tentu saja sebagai pelanggan saya mengeluhkan gangguan tersebut. Dan, beberapa kali saya melayangkan keluhan kepada customer service. Namun demikian, secara keseluruhan saya puas dengan layanan Smartfren. Apalagi gangguan serupa juga dialami oleh pelanggan operator lainnya. Jadi, tidak ada alasan kuat bagi saya untuk alasan meninggalkan Smartfren dan berpindah ke operator lainya.
Yang di atas baru soal Smartfren sebagai operator seluler. Lalu, bagaimana dengan Andromax Z? Dari video comparison saya bisa mendapati kelebihan Andromax Z dibanding Samsung Galaxy Grand Sebagaimana ponsel keluaran China lainnya, Andromax Z buatan Hisense ini dibandrol hanya Rp 2.800.000 lebih murah dibanding Galaxy Grand yang dhargai Rp 3.249.000.
Dengan harganya yang lebih murah dari Galaxy Grand, Andromax Z memiliki kecepatan prosesor 1,5 Ghz, sedang Galaxy Grand hanya 1,2 Ghz. Dengan dukungan PowerVR SGX 544, Andromax Z mampu menghasilkan grafis yang lebih mendetai pada layar 5,5 inchi yang berresolusi 1.280 x 720 pixel-nya. Belum lagi Dolby Digital Plus yang menambah efek suara lebih cetar membahana lagi. Jadi, untuk kenyamanan dan kepuasan berinternet, termasuk nonton Youtube, ponsel ini lebih baik ketimbang Samsung yang harganya lebih mahal.
Soal daya tahan, baterai Andromax Z lebih kuat dibanding Galaxy Grand. Andromax Z memiliki baterai dengan kapasiras 2.500 mAh (mili Ampere per hour), sedang Galaxy Grand hanya berkapasitas 2.100 mAh. Jadi, pengguna Andromax Z bisa lebih tenang jika harus menggunakannya dalam perjalanan jauh.
Urusan tampilan pun Andromax Z lebih gahar ketimbang Galaxy Grand. Andromax Z ber-casing plastik dengan tambahan lempengan logam di atas kamera belakang, sedang tampilan Galaxy Grand hanya bulat-bulat mulus tanpa variasi sebagaimana produk Samsung lainnya. Beda dengan Andromax Z yang “full on screen”, Galaxy Grand tampil dengan wujudnya yang galau yang di satu sisi menyebut dirinya ponsel layar sentuh (touchscreen), tapi masih menyediakan tombol-tombol fisiknya.
[caption id="attachment_344187" align="aligncenter" width="426" caption="Tampilan Smartfren Andrmax Z yang lebih gahar ketimbang Samsung Galaxy Grand (Screenshoot dari https://www.youtube.com/watch?v=Y8V82hYck2I"]
Sebagai pelanggan lawas Smartfren, melihat video comparison ingin sekali saya menjajal paduan teknologi EVDO (Evolution Data Optimized) yang diandalkan Smartfren dan sudah memuaskan saya selama bertahun-tahun dengan teknologi yang dihadirkan Andromax Z. Paduan keduanya sangat pas untuk saya yang dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari akses internet. Sedang tampilan gahar Andromax Z dengan warnanya yang hitam pastinya setali tiga uang dengan wajah saya yang sebelas dua belas dengan pesepak bola asal Pancis era 90-an, David Ginola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H