Pelecehan dan Pencabulan ketua Yayasan Panti Asuhan Darussalam Annur dan dua pembina panti memang kelewat bejat. Korban dipaksa melayani nafsu orang yang dianggapnya sebagai pembina panti asuhan. R salah satu korban asal Bandung menceritakan bagaimana ia dilecehkan dan dicabuli oleh pengasuhnya.
"Saya harus melayani keinginan seks mereka, dan itu terjadi tidak terhitung lagi," cerita R Minggu 6 Oktober 2024.Â
Tempo memberitakan, R dicabuli sejak 2016 hingga 2023. Ketiga pelaku pengasuh dan dua pembinanya mencabulinya bergantian. "Hari ini Alif yang minta dilayani (seks oral) dan sodomi, besoknya Yusuf dan besoknya lagi Abi (panggilan anak anak itu kepada Sudirman) yang meminta," kata R.Â
R bersama teman lainya tidak kuasa menahan pelecehan tersebut lantaran pelaku mereka anggap sebagai sosok guru. Banyak modus yang dilakukan oleh pelaku, seperti mengajaknya ke kamar mengolesi obat nyamuk hingga sampai ke alat vitalnya.Â
Semula kasus pencabulan Ketua Yayasan Panti Asuhan Darussalam An'nur ini terbongkar lantaran salah satu korban memutuskan untuk berani menghentikan perlakuan bejat pengasuhnya. Alumni-alumni yang sudah keluar panti asuhan sepakat untuk menghentikan pencabulan tersebut.Â
Dean salah seorang pendamping korban menerima pesan singkat dari alumni untuk menghentikan pelecehan tersebut. "Tolong hentikan, pelecehan sudah terjadi bertahun tahun, mau sampai kapan ini? cerita Dean sebagaimana dikutip dari Tempo.  Dean melanjutkan, korban lebih marah dan tidak terima ketika pelaku  melakukan pencabulan kepada anak lainnya. Mereka rela berkorban agar tidak ada korban baru, tapi kenyataannya semua anak panti merasakan hal yang sama. Miris memang.Â
Terbaru, Menteri Saifullah Yusuf sudah menyambangi panti asuhan Darussalam An'nur. Ia merasa prihatin dan kecewan atas tindak asusila tersebut. "Kami prihatin dan kecewa atas kejadian yang menimpa anak-anak di panti asuhan. Semestinya mendapatkan perlindungan tetapi dirusak dengan cara-cara yang sangat memilukan. Ini jadi perhatian serius," ucapnya pada hari ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H