Sebab beliau mempunyai harga diri. Siapapun yang mulai membicarakannya.. diam-diam hilang, apa lagi yang berani menginjak-injak fotonya, memberi taring fotonya, meletakkan foto dirinya di pantat kerbau…….Apalagi kalau ada yang bicara mau menurunkan jabatannya, itu adalah makar, harus dibasmi……. He, sekarang kok diam aja????
Sebab beliau memikirkan rakyat. Dengan program SUBSIDINYA, mampu menyetabilkan harga, sehingga hidup rakyat punya kepastian walaupun pas-pasan. Keberadaan negara itu ya harus menjamin rakyatnya agar ada kepastian dalam menjalani hidupnya,….. Kalau subsidinya terlalu besar gimana? Ya cari dana dari yang kaya-kaya (temen dekatnya).
Sebab beliau ahli strategi. Yang disubsidi adalah kebutuhan pokok rakyat (pangan) dan yang lebih strategis adalah BBM. Mengapa BBM? Dengan harga BBM terjangkau, maka rakyat bisa menjangkau jarak, bisa mengerakkan ekonominya. Dengan subsidi “pangan” dan BBM, semua rakyat boleh menikmati baik yang miskin maupun yang kaya. Tapi beliau cerdas… yang kaya harus ikut membangun negeri ini, bahkan mereka malah diberi fasilitas lebih agar bisa membantu mensejahterakan rakyat……. He sekarang kok bingung melepaskan subsidi untuk rakyat??? Dengan alasan sasaran subsidi tidak pas. (jelas ini tidak punya strategi).
Sebab keamanan kami terjamin. Dengan tegas beliau sebagai panglima tertinggi, jendral berbintang 5 (lima)/hanya dua di dunia, mengomando ABRI mengendalikan negeri ini. Ada gerakan sedikit saja langsung tertumpas… bahkan bisa memasukkan Timor Timur bagian dari negeri kesatuan RI……. Heeeeee…. sekarang, perkelaian antar kampong, antar pelajar, antar mahasiswa, terjadi dimana-mana, demontrasi dimana-mana dengan beraneka kasus. Kita menjadi was-was hidup di negeri ini.
Sebab beliau nepotesme. Dengan nepotisme dapat terjamin terselenggaranya subsidi. Siapa rekan nepotismenya? Juga sudah jelas keluarga dekat beliau. Jadi dengan demikian mudah dimonitor dan dimintai bantuan subsidi…. He sekarang, raja-raja kecil muncul dimana-mana seiring dengan otonomi khusus, mereka ribut mencari kekayaan untuk menutup biaya kampanye yang besar. mereka tidak bisa dikendalikan oleh Presiden negeri ini, malah mereka mengakalinya.
Sungguh aku merindukanmu PAK HARTO.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H