pekerja lepas alias freelancer. Sebutan alternatif untuk orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah self-employed.
Selain pekerja formal, ada pekerja non formal yang aktivitasnya tidak terikat dengan suatu institusi seperti kantor pemerintah, atau pun perusahaan swasta. Para pekerja non formal ini misalnya wirausahawan alias entrepreneur, pemilik toko kelontong, pedagang offline dan online, danPara pekerja non formal ini kerap menghadapi situasi yang tidak menentu. Dalam hal pendapatan misalnya, pendapatan pekerja non formal cenderung fluktuatif. Berbeda dengan pekerja formal yang punya gaji tetap yang rutin beserta sejumlah tunjangan.
Penjual makanan di mal atau tempat wisata akan menangguk untung besar di akhir pekan, tetapi di hari-hari lainnya bisa sepi pembeli. Begitu pula reseller pakaian mungkin akan berkali-kali restock menjelang Lebaran saja.
Seorang perias pengantin sangat sibuk di bulan-bulan ketika orang ramai mengadakan hajatan pernikahan. Di bulan lainnya kesibukannya mungkin menurun bahkan mungkin tidak ada kerjaan sama sekali.
Begitu pula seorang programmer lepas mungkin punya waktu tidur yang singkat dan penghasilan yang lumayan ketika sedang menggarap sebuah proyek pembuatan suatu aplikasi. Ketika tidak ada proyek, penghasilannya nol rupiah tapi waktu istirahatnya jadi lebih banyak.
Pekerja non formal mungkin memiliki tim atau anak buah yang berada di bawah tanggung jawab mereka. Tetapi konsekuensinya, mereka harus menggaji dan/atau memberi tunjangan tertentu yang tentu saja bakal mengurangi profit.
Oleh karena itu, para pekerja non formal biasanya melakukan semua aktivitas usahanya sendiri. Konsekuensinya, ia harus menghadapi berbagai tantangan sendirian dan harus memutar otak guna menyusun siasat agar usahanya bisa bertahan dan berkembang.
Nah, karena apa-apa dilakukan sendiri, tidak ada orang lain yang bisa diajak berdiskusi kecuali dirinya sendiri. Mereka mungkin akan memanfaatkan jaringan pertemanan seprofesi, akan tetapi pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan terhadap usahanya tetap harus dilakukan sendiri.
Sebagaimana pekerja formal, para pekerja non formal juga butuh motivasi agar mereka tetap bersemangat menjalankan usahanya. Kalau semangat mereka kuat, usaha mereka bisa bertumbuh dan berkembang.
Sayangnya tidak ada orang lain yang bisa memotivasi selain dirinya sendiri. Apalagi tidak semua orang memiliki karakter self-motivated yang kuat.
Nah, berikut ini tujuh cara yang perlu dilakukan oleh para pekerja non formal agar tetap termotivasi ketika melakukan pekerjaan mereka sehari-hari.