Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kalau Beneran Terjadi Resesi, Kita Harus Bagaimana?

14 Juli 2022   13:11 Diperbarui: 14 Juli 2022   14:41 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dana darurat

Alokasi dana darurat penting dan perlu dipersiapkan sedari awal. Rudiyanto, seorang direktur perusahaan investasi terkemuka di Indonesia, pernah membagikan tips mengelola penghasilan termasuk bagaimana mengalokasikan dana darurat di Kompas.com.

Dalam mengelola penghasilan, ada prinsip 10 - 20 - 30 - 40 yang bila dijumlahkan adalah 100. Angka-angka itu adalah angka persentase.

Sebanyak 20 persen penghasilan dialokasikan untuk masa depan. Dalam pos ini terdapat sejumlah peruntukan antara lain dana darurat, asuransi jiwa dan kesehatan, dana pendidikan anak, dana pensiun, dan dana untuk uang muka rumah (bila belum memilikinya).

Nah, dari pedoman tersebut kita bisa mengalokasikan dana darurat. Misal kita merencanakan empat item yang termasuk dalam "dana masa depan", maka kita bisa mendapatkan angka atau nominal yang harus kita simpan setiap bulannya sebagai dana darurat. Simpanan ini bisa menjadi pegangan untuk bertahan ketika masa sulit itu tiba.

Meminimalisasi hutang

Apabila kita memiliki tanggungan kredit properti baik KPR atau pun KPA, atur bujet baik-baik supaya bisa membayar cicilannya secara rutin dan tepat waktu. Begitu pula bila kita memiliki hutang kredit tanpa agunan (KTA), kartu kredit, pinjol atau pun paylater.

Dalam tulisan Rudiyanto tersebut, persentase cicilan adalah 30 persen dari penghasilan bulanan. Angka itu kerap diutarakan oleh para perencana keuangan di mana besaran hutang maksimal adalah 30 persen dari penghasilan rutin. Lebih dari itu bisa membuat kondisi keuangan kita megap-megap.

Ketika resesi terjadi di saat kita masih memiliki tanggungan kredit atau hutang, maka item-item tersebut menjadi prioritas utama dalam daftar bujet bulanan. Rasanya pahit, tetapi kita tidak memiliki pilihan selain harus membayarnya.

Pihak bank atau pun pinjol mungkin akan memberikan relaksasi di masa resesi. Tetapi bila ada rejeki lebih, sebisa mungkin mengurangi beban ini.

Syukur-syukur kita bisa menyelesaikan semuanya sebelum terjadi resesi. Bila kita bisa mengurangi tanggungan kredit atau hutang, itu akan meringankan kehidupan kita di masa resesi. Tanpa beban cicilan dan hutang, hidup kita akan jauh lebih tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun