Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kalau Beneran Terjadi Resesi, Kita Harus Bagaimana?

14 Juli 2022   13:11 Diperbarui: 14 Juli 2022   14:41 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar terkini, harga sebagian produk BBM dan LPG nonsubsidi juga baru naik. (sumber: Kompas.com) Biaya energi yang meningkat biasanya berefek domino di mana harga komoditas dan barang-barang kebutuhan sehari-hari juga ikut terkerek.

Kenaikan biaya energi tidak bisa dihindari. Begitu pula dengan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang disebabkan oleh kenaikan harga energi.

Masyarakat harus mensiasati agar uang yang diperoleh cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya sehari-hari. Asap dapur harus tetap mengepul lantaran ada banyak mulut yang harus makan tiga kali sehari.

Harapan kita semua, mudah-mudahan resesi ekonomi global tidak begitu berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Apabila fundamental ekonomi negara kita kuat dan strategi yang diambil pemerintah tepat, dampaknya tidak bakal hebat.

Tetapi seandainya kita terseret ke situasi resesi ekonomi global, rasanya kita perlu mempersiapkan diri mulai sekarang. Baik lajang atau pun keluarga, masing-masing perlu paham jurus berkelit di masa sulit.

Kita tidak tahu apakah situasi yang bakal kita hadapi nanti akan mirip dengan krisis ekonomi parah di penghujung tahun 1990an. Kita pernah terpukul hebat di masa itu. Tapi bukankah pengalaman adalah guru yang paling baik?

Senyampang ancaman resesi ekonomi masih jauh dari tempat kita berdiri, rasanya kita perlu mempersiapkan diri. 

Beberapa hal berikut rasanya perlu kita lakukan agar kehidupan kita baik-baik saja ketika masa resesi itu tiba.

Hemat pangkal nikmat

Ungkapan "hemat pangkal kaya" kedengarannya baik, tetapi rasanya kurang relevan di tengah situasi resesi. 

Ungkapan "hemat pangkal nikmat" terasa lebih indah dibandingkan "hemat pangkal kaya". Boro-boro kaya, bisa makan tiga kali sehari saja sudah alhamdulillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun