Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mudahnya Menjadi Musisi di Era Disrupsi

7 November 2019   14:00 Diperbarui: 8 November 2019   17:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: MarquetteWire.org)

Jangan tanya karya lagu Melly sudah berapa, wah ratusan mungkin. Saya juga banyak mendengarkan lagu-lagu Melly, baik ketika masih bergabung dengan band Potret hingga solo karir. Lagu-lagu yang ia ciptakan untuk penyanyi lain juga sama bagusnya, sama-sama enak dinikmati.

Dalam membuat musik bagus itu, dalam genre apapun, seorang musisi mesti punya ketrampilan menulis, khususnya menulis puisi. Karena sebuah karya lagu mengandung bait-bait lirik yang disenandungkan lewat nada.

Untuk pandai menulis lirik syaratnya hanya satu, suka membaca. Membaca apa saja, buku, koran, majalah apa saja semuanya adalah sumber inspirasi berharga. Membaca buku puisi akan membantu seorang pencipta lagu untuk menulis lirik yang bermakna.

Seorang musisi juga harus terampil mengolah nada dan peka dengan melodi bagus. Karena pemilihan nada dan melodi yang tepat akan memberikan suasana lagu sesuai dengan genre-nya, yang membuat sebuah karya lagu menjadi hidup. Nada dan melodi yang tepat secara tidak langsung akan memperkuat makna lirik lagu.

Maka dari itu, musik adalah bagian dari karya seni. Karena mengolah tujuh nada (bayangkan, hanya tersedia tujuh nada saja) itu tidak gampang. Diperlukan upaya tertentu yang melibatkan jiwa dari seorang musisi agar tercipta karya music yang bagus.

Kalau sudah mampu membuat musik bagus, tentu musik yang kita buat ingin dinikmati oleh orang lain juga, bukan? Nah, di jaman sekarang bersyukurlah bahwa semuanya dapat dilakukan dengan mudah. Mulai dari produksi hingga promosi bisa dilakukan dengan mudah.

Rekaman lagu dulu harus dilakukan di studio rekaman. Tapi kini sudah tidak perlu lagi. Lihat apa yang dilakukan musisi folk tanah air asal Jakarta, Adhitia Sofyan. Ia merekam karya lagunya justru di kamar tidurnya!

Di album pertamanya berbekal gitar akustik sebagai instrumen utama, vokal, laptop dan sejumlah aksesoris lain, ia bisa merekam musiknya untuk album pertamanya. Konsekuensinya, karena kamar tidurnya tidak kedap suara, ia terpaksa memulai rekaman kala suasana sunyi, yaitu setelah jam 11 malam. Album pertamanya termasuk sukses, namanya pun dikenal banyak orang.

Setelah sukses, kini studio kamarnya lebih advanced. Sebagai informasi, Adhitia sudah punya empat album studio. Pada September 2019 lalu Adhitia menemani penyanyi Ify Alyssa untuk berduet menyanyikan lagu "Dua Insan" yang ditulis oleh Ify.

Masih ingat dengan duo Tetangga Pak Gesang yang beranggotakan Arum Tresnaningtyas dan Meicy Sitorus? Duo spesialis lagu kenangan asal Bandung ini merekam karya musik mereka secara sederhana, juga di kamar mereka.

Karya musik mereka sederhana, lagu-lagunya berlirik sederhana, instrumen musiknya juga sederhana yaitu ukulele dan kazoo. Tapi lagu-lagu mereka enak didengar. Harmonisasi vokal mereka dibuat ala penyanyi lawas. Karena karakter suara mereka ala penyanyi tahun 1950an/1960an, mereka kerap membawakan lagu-lagu lama, atau lagu kreasi mereka dengan melodi jadul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun