Jalan umum adalah jalan kita bersama, digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Tetapi ada kalanya sebagian warga menggunakan sebagian badan jalan umum untuk keperluan tertentu, misalnya resepsi pernikan, syukuran, atau mungkin kematian anggota keluarga.
Ada prosedur perizinan yang diajukan kepada pihak Kepolisian sesuai kategori jalan. Pengurus RT/RW biasanya paham prosedur pengurusan ini. Tetapi sebagai informasi awal, Anda bisa membacanya di sini atau di sini.
Di sisi lain, meskipun mengadakan acara di badan jalan umum diperbolehkan, ternyata ada dampak negatifnya yaitu arus lalu lintas jalan umum menjadi tersendat atau macet.Â
Menjadi problem bila jalan alternatif tidak tersedia, atau kebetulan ada warga lainnya yang juga mengadakan acara di tanggal dan waktu yang sama. Ini bisa membuat aktivitas pengguna jalan terganggu bahkan terhambat, sebagaimana yang pernah saya alami.
Suatu ketika saya pernah "terjebak" di sebuah kampung karena ada sejumlah warga yang menggelar hajatan pernikahan secara bersamaan.Â
Di suatu siang yang cukup terik, saya naik sepeda motor berniat mencari jalan pintas karena jalan raya yang biasanya saya lewati biasanya padat atau bahkan macet. Jalan pintas itu berupa jalan kecil beraspal selebar kira-kira 5 meter.
Setelah sampai di ujung jalan pintas tersebut, ternyata jalan itu ditutup untuk hajatan pernikahan. Jalan itu cukup panjang, tidak tahu di sebelah mana hajatan diadakan. Papan informasi penutupan jalan diletakkan di ujung jalan, diletakkan di tengah jalan yang berfungsi sebagai penghalang. Saya pun segera mencari jalan alternatif.
Pilihan saya adalah sebuah jalan yang lebih kecil lagi, jalan kampung atau jalang gang. Ada sejumlah motor lain baik di depan maupun di belakang saya. Tampaknya mereka juga sama dengan saya, mencari jalan alternatif lain. Karena jalan tersebut berada di area permukiman padat, semua motor berjalan perlahan.
Agak jauh di depan saya ternyata tampak sebuah mobil yang juga sedang berjalan menyusuri jalan kampung. Mobil itu berjenis MPV. Sejumlah motor menempel ketat di belakang mobil yang berjalan perlahan.
Beberapa saat kemudian antrean kendaraan berhenti. Ternyata jalan gang yang sebenarnya bisa tembus ke jalan raya ditutup, ada hajatan pernikahan lain. Alhasil antrean kendaraan diarahkan ke jalan gang lain. Semua kendaraan diarahkan untuk membelok ke kanan.
Ternyata kendaraan justru berjalan merambat dan makin lama makin merambat. Hal itu diperparah dengan sebuah mobil yang parkir di sebagian badan jalan, menciptakan kondisi leher botol (bottle neck).Â