Jepang boleh berbangga. Dua petenisnya mampu berprestasi di salah satu turnamen tenis bergengsi grand slam Amerika Serikat Terbuka atau US Open 2018. Naomi Osaka menjuarai tunggal putri dan Kei Nishikori semifinal. Sebelumnya, di tahun 2014 lalu, Nishikori adalah runner-up turnamen ini.
Naomi Osaka, petenis berbakat kelahiran Osaka, Jepang itu menjadi juara setelah mengalahkan Serena Williams dari AS dengan dua set langsung 6-2, 6-4. Kemenangan itu merupakan kejutan besar karena Osaka duduk sebagai unggulan ke-20. Williams sendiri adalah juara tahun 1999, 2002, 2008 dan 2012,-2014. Dengan hasil tersebut, peringkat dunia Osaka pun meroket dari 19 ke 7 dunia pekan ini.
Sementara Kei Nishikori, saat ini peringkat 19 dunia ATP, pernah menjadi runner-up tunggal putra US Open 2014. Sayang, ia gagal melaju ke final setelah kalah atas Novak Djokovic, juara tahun 2011 dan 2015 dengan angka 3-6, 4-6, 2-6.
Sebelum melangkah ke babak semifinal, Kei Nishikori memastikan diri lolos ke babak semifinal setelah memupuskan harapan Marin Cilic. Cilic adalah juara US Open 2014 dimana pada laga final ia mengalahkan Nishikori. Kini Nishikori ganti mengalahkannya di babak delapan besar yang berlangsung best of five sets dengan skor sangat ketat 6-2, 4-6, 7-6(7-5), 4-6, 6-4.
Kembali ke Naomi Osaka, ia mulai mencuri perhatian publik tenis dunia usai menjuarai turnamen tenis Indian Wells di California, AS pada Maret lalu. Hanya bermodalkan peringkat 44 dunia dan tidak diunggulkan, ia menjadi juara tunggal putri setelah mengalahkan nama-nama besar antara lain Maria Sharapova (Rusia) di babak pertama dan Simona Halep (Rumania) yang merupakan petenis wanita nomor satu dunia!
Naomi Osaka memiliki kakak kandung yang bernama Mari Osaka yang juga seorang petenis profesional. Peringkat Mari saat ini masih di bawah Naomi yaitu 367 dunia. Saat ini, Mari Osaka baru saja mengikuti turnamen tenis ITF Switzerland 02A di Montreux, Swiss. Ia melenggang hingga babak delapan besar.
Dua sosok kakak beradik blasteran Haiti-Jepang ini kerap disebut-sebut menjadi Venus dan Serena Williams berikutnya. Tapi menurut saya mereka adalah the next Sawamatsu, mengacu pada petenis kakak beradik Jepang Junko Sawamatsu dan Kazuko Sawamatsu yang pernah berprestasi di tahun 1970an silam.Â
Petenis Jepang sebenarnya sudah cukup lama berbicara di olahraga tenis dan lumayan menoreh prestasi. Sejarah tenis di Jepang ternyata sudah cukup lama yaitu di tahun 1910an. Tak heran mereka punya atlet tenis berprestas dunia. Awal mula tenis Jepang da nama-nama Ichiya Kumagae, Jiro Sato, Ryosuke Nunoi dan Seiichiro Kashio yang lumayan gemilang di sektor putra.
Kumagae bisa dibilang adalah perintis jalan bagi pertenisan Jepang. Ia mampu melaju hingga babak semifinal U.S. National Championships (nama lama US Open) tahun 1918. Di ajang beregu, ia membawa kesuksesan Jepang yang secara mengejutkan menjadi finalis Davis Cup tahun 1921.
Waktu itu, Jepang adalah salah satu negara yang baru pertama kali mengikuti turnamen tesebut sehingga harus merunut mulai babak playoff, yang tak disangka mampu melaju hingga babak final sebelum kalah atas tim Amerika Serikat. Tim Davis Cup Jepang di tahun 1921 diperkuat oleh Kumagae dan Zenzo Shimizu.
Tentang Jiro Sato, ia pernah tercatat duduk di peringkat ke-3 dunia. Petenis kelahiran tahun 1908 itu menapak babak semifinal di tiga turnamen grand slam yaitu Australian Championships (nama lama Australian Open) tahun 1932, French Championships atau French Open tahun 1931 dan 1933, serta Wimbledon tahun 1932 dan 1933.
