Tapi, tunggu dulu. Apakah ini hanya candaan semata dari Innes McKendrick, si empunya akun "innes mck"? Kalau hanya candaan, mungkin selesai sudah.Â
Tapi jika petisi ini serius, menurut saya ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya. Selain McKendrick, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa cairan itu adalah eliksir atau semacam obat mujarab untuk berbagai jenis penyakit. Waduh...
Perlu diketahui bahwa sarkofagus itu telah berada sangat lama di dalam tanah, diduga umurnya lebih dari dua ribu tahun. Tarikhnya kira-kira 323 SM di masa Ptolemaic, berisi kerangka dari masa lalu yang terendam di dalam cairan tersebut. Meminum langsung atau mengolah cairan kental merah itu untuk diminum??? No way!!!
Tapi yang paling mengejutkan saya dari petisi itu adalah, per hari ini 26 Juli 2018, ketika saya melongok situs platform petisi itu sebelum sarapan, ternyata sudah ada sekira 25 ribu akun yang mendukung petisi itu! Jumlah yang terlalu banyak untuk sebuah ide yang unfaedah itu
Siapa saja pemilik akun-akun pendukung petisi nyeleneh itu? Saya tidak tahu dan sekali lagi saya tidak perlu tahu.Â
By the way, Change.org juga sudah eksis di Indonesia. Jangan-jangan ada orang Indonesia yang ikut mendukungnya. Kalau ada, wah jangan sampai ikut-ikutan meminumnya meski terlanjur mendukung petisi itu. Kalau tidak ada, ya syukurlah.
Tentang cairan di dalam sarkofagus itu, Kementrian Benda Bersejarah Mesir mengatakan bahwa cairan itu semacam air comberan atau air got yang merembes lewat celah sarkofagus.Â
Sebelumnya ada kekhawatiran air itu adalah cairan air raksa atau merkuri yang digunakan untuk mendekomposisi tiga jenazah yang berada di dalamnya, yang kini tinggal kerangka.
Mengenai pendapat bahwa cairan di dalam sarkofagus adalah air comberan, hal itu bisa saja demikian. Sebagaimana saya sampaikan bahwa sarkofagus itu ditemukan berada di bawah jalan modern kota dimana pasti terdapat saluran-saluran pembuangan di lingkungan sekitar lokasi sarkofagus.
Tetapi ada hal yang membuat saya bertanya-tanya karena menurut informasi sarkofagus itu disegel dengan suatu bahan mortar yaitu campuran semen, pasir dan batu kapur yang membuat badan dan tutup sarkofagus menyatu kuat.Â
Juga jika dilihat dari foto-foto yang beredar di internet, tanah di sekitar area ekskavasi terlihat kering. Tidak terlihat parit di sekitarnya. Jika ada parit, pastinya parit akan dibongkar untuk keperluan ekskavasi dan pasti akan membuat tanah di sekitar sarkofagus terlihat basah lembab.