Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

China Terapkan Teknologi Monitor Otak, Bagaimana dengan Kita?

3 Mei 2018   21:32 Diperbarui: 3 Mei 2018   21:49 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.theverge.com

Pada  dasarnya sistem tersebut tidak dapat membaca pikiran seseorang, namun  ia dapat menangkap kondisi psikologis seseorang pada waktu tertentu atau  rentang waktu tertentu dimana itu adalah bagian dari data personal.  Apalagi jika suatu perusahaan menggunakan cloud storage dari pihak ketiga tanpa Non Disclosure Agreement atau perjanjian menjaga  kerahasiaan data-data perusahaan yang sangat detail dan ketat, potensi adanya data security issue akan mungkin terjadi.

Ketiga,  dari segi kenyamanan. Jika harus mengenakan helm sepanjang jam kerja  tentu akan mengurangi kenyamanan bekerja. Sebagian perusahaan memang  mewajibkan karyawan untuk mengenakan safety helmet atau hard hat sebagai  pelindung, misalnya di industri manufaktur dan konstruksi. Sejumlah  perusahaan pengolahan makanan atau minuman, perusahaan produsen  obat-obatan, dan sejenisnya mewajibkan penggunaan penutup kepala karena  alasan higienis.

Jika topi tersebut punya bobot yang cukup berat,  tentu akan membuat karyawan merasa tidak nyaman dan lelah memakainya.  Para karyawan di China memang awalnya tidak merasa nyaman, namun  lama-lama mereka terbiasa mengenakannya. Saya tidak memiliki informasi  apakah para karyawan overall merasa puas dengan peraturan mengenakan topi helm tersebut?

Keempat,  belum diketahui langkah solutif jika seorang karyawan terdeteksi sedang  dalam kondisi yang  "kurang / kontra produktif". Pegawai yang terdeteksi sedang sakit mungkin bisa dirujuk ke klinik atau rumah sakit

Jika terdeteksi dalam kondisi mengantuk berat, solusinya mungkin menyediakan area untuk tidur di lingkungan perusahaan. Namun jika data  yang ditangkap adalah kondisi psikologis tertentu yang berpotensi kontra produktif, hal ini perlu digali lebih dalam hal apa saja yang menjadi  penyebabnya. Menyediakan psikolog internal atau eksternal mungkin bisa menjadi pertimbangan yang tentu memerlukan bujet khusus.

Kalau  teknologi ini tiba di tanah air, menurut saya tidak ada hal yang krusial  untuk menerapkannya apalagi di sektor industri. Apa yang diterapkan di China belum tentu sama dengan di Indonesia. Namun penerapan di sejumlah  bidang dirasa penting. Aplikasi di ranah lalu lintas bisa menjadi pertimbangan. Tak sedikit kecelakaan di jalan raya berawal dari  pengemudi yang mengantuk, atau dalam kondisi emosi tertentu. Para  pengemudi bus atau truk atau pun masinis mungkin memerlukan teknologi  ini dimana alarm akan berbunyi segera ketika tiba rasa kantuk.

Rasanya  teknlogi ini perlu juga diterapkan di bidang olahraga, terutama pada  para atlit yang sedang berlaga di turnamen atau pekan olahraga. Ini agar  pelatih atau ofisial dapat mengetahui kondisi atlit seraya merumuskan  solusi jitu bagi sang atlit yang mungkin sedang didera masalah yang berpotensi tidak mencapai prestasi terbaiknya. Tapi dengan mengenakan  helm yang berat, sepertinya akan mengurangi gerak lincah pemain bulutangkis atau tenis meja yang harus bergerak cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun