Dalam rangka memperkenalkan kesenian Topeng Banjet kepada masyarakat di wilayah Propinsi Jawa Barat, Dinas Pariwisata Kabupaten Karawang bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Taman Budaya Propinsi Jawa Barat menggelar kesenian Topeng Banjet bertempat di Teater Terbuka Taman Budaya Dago Tea House pada hari Jumat pukul 19.30 WIB. (14/10/2011)
Pagelaran yang dihadiri oleh kurang lebih 200 orang tersebut cukup menyita perhatian penonton, gelak tawa dan raut wajah yang sumringah dari para penonton tampak menghiasi pagelaran Topeng Banjet yang langsung di datangkan dari Kabupaten Karawang ini.
Seperti telah kita ketahui, Topeng Banjet merupakan salah satu kesenian di Kabupaten Karawang yang berfungsi sebagai media hiburan, ini dapat dilihat dari adanya unsur lawakan atau bodoran. Hal ini senada dengan ucapan Anis Sujana salah seorang staf pengajar di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, “Perkembangan Tari Topeng Banjet di Karawang pada masa sekarang ini, dilihat dari fungsinya masih berakar pada tradisi lama yaitu sebagai media hiburan, seperti adanya unsur lawakan yang memberi ciri khas pertunjukan Topeng Banjet meskipun dilihat dari tema-tema/cerita-cerita yang diangkat masih belum adanya perubahan.” Di sela-sela pagelaran, Een Herdiani salah seorang staf pengajar di STSI Bandung pun membenarkan pendapat ini, Een yang tengah menyelesaikan studi program S3 di Fakultas Sastra Sejarah Seni Universitas Pajajaran ini mengatakan “Pertunjukan ini masih bagus dan tradisinya masih kental, gerak pencaknya masih sangat tradisional, hanya mungkin sayang dibagian akhir kostum harus disesuaikan dengan alur cerita dan alur ceritanya pun kurang memuncak.”
Mengenai perkembangan dan upaya revitalisasi kesenian Topeng Banjet, Een mengungkapkan bahwa sampai saat ini, para seniman Topeng Banjet masih berupaya untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi. “Sampai saat ini masih eksis yaitu mempertahankan ketradisian, berbeda dengan kelompok topeng yang lain yang sudah dicampur dengan dangdut, tapi kelompok ini salah satu yang menggunakan dan mempertahankan ketradisiannya. Mengenai revitalisasi, saya kira yang ini mungkin di dalam gerakan tari baru digali kembali sebenarnya gerakan ini masih banyak sekali gerakan Topeng Banjet yang Goyang Karawang itu sudah banyak yang hilang, jadi ada gerakan-gerakan yang tidak dimunculkan, mungkin kekurangan reverensi atau penari yang lama kurang berupaya untuk meregenerasi jadi saya kira untuk tarian yang awal masih ada kekurangan.” Ungkap Een
Pagelaran yang berlangsung hingga pukul 23:00 WIB ini bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan khususnya masyarakat kota Bandung mungkin terasa sangat membosankan, ditengah kesibukan masyarakat kota dalam menjalankan aktivitasnya, pagelaran kesenian yang memakan waktu hingga 4 jam itu sangat menyita waktu, sehingga dapat dilihat dari apresiasi penonton yang satu per satu mulai meninggalkan pagelaran. Een pun sempat menyinggung masalah ini dengan mengatakan, ”apresiasi masyarakat sekarang zaman sudah berubah, jadi orang tidak betah menonton seperti dulu full sampai selesai, mungkin perlu pengemasan lagi bagaimana mengemas seni tradisi itu menjadi lebih padat supaya penonton bisa bertahan, pertunjukan tadi masih belum dikemas secara pertunjukan yang mengikuti kondisi zaman dengan tidak menghilangkan esensi yang terkandung didalamnya, perlu pengemasan yang lebih baik dalam suatu pertunjukan khususnya untuk masyarakat kota.”
Perjalanan Topeng Banjet Karawang
Doris, salah satu personil Topeng Banjet mengatakan, kesenian Topeng Banjet kelompoknya ini didirikan pada tahun 1912 di Kecamatan Tempuran Kampung Bayur Desa Lemah Gempur Kabupaten Karawang. Hingga saat ini, Topeng Banjet kelompoknya merupakan generasi ketiga dan sekarang dipimpin oleh Abah Haji Dalem. “Kelompok kami didirikan pada tahun 1912, perjalanan Topeng Banjet hingga saat ini dipegang oleh Abah Haji Dalem, setidaknya telah melewati tiga generasi, dulunya dari Pak Haji Pendul.” Ungkap Doris
Disamping itu Doris juga mengatakan bahwa untuk masalah regenerasi personil, pihaknya sudah mempersiapkan para generasi muda untuk meneruskan kesenian Topeng Banjet, sejumlah anak muda yang berada dilingkungannya telah dididik dan dilatih untuk menggantikan generasi sebelumnya. Hal senada diungkapkan oleh Suwondo salah seorang penilik dari Kabupaten Karawang, “alhamdullilah untuk di Karawang sangat pesat sekali dan bagus karena merupakan kesenian yang sangat diminati oleh masyarakat karawang dan generasi penerus pun sudah ada dan sudah dipersiapkan.”
Keberadaan kesenian Topeng Banjet ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Karawang, baik Doris maupun Suwondo mengatakan bahwa Pemda Karawang sangat memperhatikan keberadaan para seniman, mereka juga berharap agar Topeng Banjet Kabupaten Karawang lebih maju dari tahun sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H