Ibnu Amir pernah memberikan kesaksian perihal hebatnya kesederhanaan dan ketawadhuan Rasulullah, di tengah kedudukannya yang luhur di antara umat manusia. "Aku pernah melihat Rasul melempar jumrah dari atas unta tanpa kawalan pasukan, tanpa senjata, dan juga tanpa pengawal."
Bandingkan dengan lawan Joko Widodo, yang untuk menembus kemacetan daerah yang dipimpinnya menggunakan kawalan. Akan semakin membuat rakyatnya membenci.
Sifat-sifat ini sebenarnya saya dengar juga ada dalam diri sosok seorang kader PKS yang kalah dalam putaran pertama Pilkada Jakarta. Namun kontaminasi nafsu meraih (penghalusan dari mengejar) kekuasaan menyelimuti partainya, dia jadi enggan melihat kebaikan-kebaikan dari orang lain. Alasan mengingkari amanah pun akhirnya dilontarkan.
Baiklah, saya ingin mengutip sebuah riwayat hadits.
Abu Dzar berkata : "ya Rasulallah tidakkah kau memberi jabatan apa-apa kepadaku? Maka rasulullah memukul bahuku sambil berkata : hai Abu Dzar kau seorang yang lemah, dan jabatan itu sebagai amanat yang pada hari qiyamat hanya akan menjadi kemenyesalan dan kehinaan. Kecuali orang yang yang dapat menunaikan hak dan kewajibannya, dan memenuhi tanggung jawabnya."
Apakah Joko Widodo mengingkari amanah 5 tahunnya untuk jadi pemimpin di Solo? Silakan di-polling: apakah lebih banyak warga Solo yang menginginkan Joko Widodo selesaikan 3 tahunnya, atau merelakan untuk jadi pemimpin di Jakarta. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H