Di tengah semangatnya perkembangan teknologi, Kelompok Wanita Tani (KWT) Dewi Sartika yang dibantu oleh Mahasiswa PMM Kelompok 86 Universitas Muhammadiyah Malang yang beranggotakan Muhammad Rasyad Rheznanda dan Glareis Tanzani Riva Medliano di Desa Petungsewu, Kabupaten Dau, lagi heboh hebohnya, mereka lagi coba-coba inovasi baru buat nambahin penjualan produk olahan jeruk. Nah, tujuannya sih simpel, pengen memberdayakan anggota KWT, nambahin pendapatan, dan bikin produk jeruk mereka dikenal lebih luas di pasaran.
Jeruk jadi bintang utama proyek mereka. Mereka merasa harus ngikutin perkembangan di pasar pertanian yang makin sengit, jadi memutuskan buat go digital, terutama lewat pemasaran online. Langkah awalnya sih ngasih pelatihan ke anggota tentang media sosial, bikin website, dan atur platform e-commerce. Harapannya sih biar produk olahan jeruk mereka makin dikenal, bisa berinteraksi lebih deket sama pelanggan, dan akhirnya, bisa jualan lebih luas lagi.
Selain ngejar peningkatan penjualan, fokus KWT dan Mahasiswa PMM kelompok 86 juga mau bikin citra dan branding produk jeruk KWT Dewi Sartika. Mereka sangat berusaha dengan konten-konten kreatif dan informatif, menunjukkan keunggulan produk, proses produksinya yang sangat baik, dan nilai-nilai keberlanjutan yang mereka pegang.
Biar anggota KWT Dewi Sartika bisa ngelola platform pemasaran digital dengan baik, mereka dapet pelatihan dan pendampingan dari tim ahli yang terlibat dalam proyek ini. Mereka berharap keterampilan baru ini bisa bantu anggota KWT, nggak cuma dalam hal pemasaran tapi juga bisa buka pintu buat kolaborasi lebih lanjut di masa depan.
Setelah beberapa bulan berlalu, sangat keliatan peningkatan yang lumayan besar dalam penjualan produk olahan jeruk. Permintaan dari konsumen di luar daerah melejit, membuka peluang buat KWT Dewi Sartika jualan produk mereka sampai tingkat nasional.
Tapi tentu saja, perjalanan nggak selalu mulus. Masih ada hambatan dari keterbatasan akses internet dan infrastruktur digital di beberapa daerah. Makanya, KWT Dewi Sartika terus berusaha nyari solusi, termasuk dengan optimalisasi saluran pemasaran konvensional.
Peningkatan penjualan produk jeruk ini nggak cuma bikin KWT Dewi Sartika seneng saja, tapi juga bantu kesejahteraan masyarakat sekitar. Duit yang mereka dapet dari penjualan dipakai buat dukung program sosial, pendidikan, dan kesehatan di wilayah mereka.
Pengabdian KWT Dewi Sartika ini nggak cuma membuka peluang bisnis baru, tapi juga jadi contoh inspiratif buat kelompok wanita tani lainnya. Langkah mereka nunjukin betapa pentingnya beradaptasi sama perubahan jaman buat tetap bisa memberi saingan di pasar yang makin heboh. Semoga kesuksesan KWT Dewi Sartika bisa jadi inspirasi buat upaya-upaya serupa di seluruh negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H