Mohon tunggu...
Gathut hari permadi
Gathut hari permadi Mohon Tunggu... Atlet - Mahasantri

Hobi futsal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawan Bukanlah Kata yang Pantas untuk Mereka

24 November 2022   22:00 Diperbarui: 24 November 2022   22:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Orang tua sebuah kata yang sederhana tapi memiliki banyak peran dalam sebuah system kehidupan di dunia ini, karena jika tidak ada mereka kita sebagai insan biasa tidak akan lahir dalam kehidupan ini. 

Aku terlahir sebagai anak tunggal yang tidak memiliki saudara sama sekali, tepat pada desember akhir umurku menginjak 21 tahun, bukan hal yang sangat mudah untuk melalui 20 tahun kebelakang, tapi semua nya bisa dilalui dengan baik, dengan lancar karena apa? Karena doa dari kedua orang tua ku yang tak pernah putus dukungan mereka yang tak pernah berhenti, mereka mengajarkan banyak hal bukan hanya ilmu yang dipelajari dalam sebuah Pendidikan tapi juga mengajarkan bagaimana makna sebuah kehidupan yang sebenarnya.

Ayah adalah seorang pensiunan pegawai negri sipil dan beliau bukan lah seorang ustadz atau ahli agama, tetapi beliau mampu mendidik anaknya hingga putra tunggalnya ini menuntut ilmu disebuah pesantren, ya dimana  seorang insan di didik ilmu agama dan akhlak untuk kelangsungan hidup di dunia maupun di akhirat. 

Beliau memiliki watak yang keras jiwa seorang pendidik nya sangat tegas, saat duduk di Pendidikan dasar beliau selalu mampu mengajarkan semua mata pelajaran yang ada disekolah saat saya dirumah, disaat itulah setiap tahunya saya tidak pernah lepas dari peringkat 5 besar, walaupun masih belum cukup untuk membahagaikan beliau, tapi ayah selalu sabar dalam mendidik putra nya ini selalu memberikan semangat selalu men support dalam hal-hal baik yang dikerjakan oleh anaknya. 

Beliau sangat memiliki  sifat yang sangat khawatir, membatasi lingkup pegaulan selalu melarang ini itu, padahal putra kecilnya ini hanya ingin tahu tentang hal-hal baru diluar sana, akhirnya saat Pendidikan sekolah menengah pertama telah usai, akhirnya ayah dan ibu saya sepakat untuk menyekolahkan anaknya disebuah pesantren, awal waktu keputusan itu diambail sebenenarnya saya tidak mau karena saya sudah nyaman dengan dunia luar yang bebas beraktifitas, paham sendiri dunia pesantren memiliki peraturan yang melarang santri-santri menggunakan hal-hal yang dilarang contoh hp, laptop dan barang elektronik lainnya, mungkin boleh menggunakan alat-alat tadi tersebut tapi tidak akan sebebas anak-anak diluar sana, namun setelah berproses dan melewati lika-liku kehidupan akhirnya saya paham, mengapa orang tua saya selalu melarang ini melarang itu dan akhirnya mengambil keputusan untuk menyekolahkan anaknya disebuah pesantren, ternyata orang tua saya tidak ingin melihat anaknya sukses tapa dibekali ilmu agama, karena kedua orang tua saya bukan lah seseorang yang berlatar belakangkan anak pesantren, namun ingin anaknya memiliki akhlak yang baik budi pekerti dengan dibekali ilmu agama yang dipelajari dipesantren.

Jujur saya sangat bersyukur disekolahkan disebuah pesantren walaupun sangat dibatasi yang tidak bisa bebas seperti umumnya anak sekolah diluar sana, tapi dengan saya berada disebuah pesantren ini saya tidak pernah lupa dengan kedua orang tua selalu ingat pada mereka berdua selalu memanjatkan doa-doa yang baik dari yang terbaik, mungkin diluar sana banyak orang tua yang selalu mendoakan anaknya agar sukses dalam berkarir namun tak banyak anak yang mendoakan kedua orang tuanya dalam keberlangsungan hidup, mungkin jika bisa dilihat doa-doa yang dipanjatkan ke pada yang maha kuasa, pasti akan lebih banyak doa orang tua kepada anak dibandingkan doa anak kepada orang tua. 

Mungkin memanjatkan doa hanyalah perkara yang sangat remeh tapi tak semua bisa melakukan itu sebgain manusia berdoa disaat mereka butu saja disaat meraka sedang merasa kesusahan sedang berada dalam masalah saja tapi saat mereka berada dalam kesenangan kebahagian terkadang mereka lalai siapa yang memberi nikmat itu memberi kebahagian itu tak banyak dari mereka yang bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah pada setiap umatnya.

Kenapa saya berani mengambil judul "PAHLAWAN BUKANLAH KATA YANG PANTAS UNTUK MEREKA" karena jasa mereka tak ternilai mereka berjuang semaksimal mungkin hanya ingin melihat anaknya sukses dan urusan dunia maupun urusan akhirat, orang tua mana yang tak bangga melihat anaknya sukses dengan dibekali ilmu agam yang telah dipelajari dipesantren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun