Mohon tunggu...
Gatet Prasojo
Gatet Prasojo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sekedar ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Idul Fitri 1432, Fitri Hati, Keluarga dan Kerabat

2 September 2011   04:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:18 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh... Selamat Idul Fitri 1432 Hijriah untuk semua umat muslim, baik yang merayakan di hari Selasa (30/8/'11) atau  Rabu (31/8/'11). Saya sendiri merayakan di hari Rabu mengikuti keputusan pemerintah dimana saya tinggal, Republik Indonesia. Terlepas dari keputusan itu salah atau benar, saya tetap percaya pada kepemimpinan Dept Agama dan MUI kita. Toh jikalau salah, bukan maksud melempar kesalahan dan dosa, tetapi lembar pertanggung jawaban ada di tangan pemimpin, bukan umat (makmum) seperti saya (terkadang menjadi makmum saja ada untungnya juga...). Kesan saya merayakan Hari Raya Idul Fitri 1432 H di kota saya, Batam: Tarawih pertama, saya kaget dengan pembukaan sebelum shalat tarawih dimulai di masjid dekat rumah, seperti biasa, laporan keuangan masjid diumumkan, namun yang buat saya tidak biasa adalah pengumuman yang menurut pendapat pribadi saya kurang etis dan tidak berlandaskan syari' (yang sepengetahuan saya). Yaitu laporan siapa-siapa saja yang menyumbang, dengan disebutkan nama dan nominalnya, misal: sumbangan dari Saudara Syarif Bambang Yanuar, sebesar 1 juta rupiah, sumbangan dari Nyonya Menor sebesar 500 ribu rupiah, dan sumbangan dari Bapak Yakoeb sebesar 100 ribu rupiah dan semacamnya. Bahkan yang menyumbang satu kerat minuman dan satu karung semen pun disebutkan. Sebelumnya ketika tahun lalu saya shalat Ied di Padang pun saya mengalami dan mendengar yang demikian di masjid daerah Batu Sangkar, dan tahun ini di Batam (ketika shalat tarawih akan dimulai). Cukup unik dan mengejutkan, karena yang saya ketahui dari kecil hingga sekarang satu kalimat "Menyumbanglah dengan tangan kanan sehingga tangan kiripun tidak tahu..." yang berarti bahawa masalah sumbangan dan semacamnya semakin sedikit yang mengetahui maka semakin bagus. Tapi yang saya dapati bertentangan dengan itu, seakan ingin mendapat kehormatan atau penghargaan malah diberitakan kepada umum. Entah itu keinginan panitia atau penyumbang yang bersangkutan. Idul Fitri, kembali suci, banyak paradigma yang mengibaratkan suci, terlahir kembali, baru, sehingga perlu juga memakai baju, sepatu, sendal, celana baru. Diskon besar-besaran pun marak dimana-mana, pusat perbelanjaan penuh sesak. Masjid dan mushalla... sebentar lagi ramadhan berakhir... waktu untuk kalian sepertinya sudah habis untuk dikunjungi... Terlintas dalam fikiran saya, sebenarnya apa yang seharusnya Fitri  (suci/baru) di Hari Raya ini... Hati, itu yang selalu saya fikirkan, kamu harus bisa membuang semua kesalahan-kesalahan orang lain dan sakit hati kamu karena mereka dari hati kamu. Hablum minallah, saya berusaha terus beribadah sebanyak-banyaknya dan memohon ampunan atas semua kesalahan yang telah saya perbuat. Hablum minnanas, saya berusaha melupakan semua perselisihan saya dengan rekan kerja, kawan, keluarga, semuanya, saya lupakan dan saya ikhlaskan serta saya maafkan tulus dari hati. Tapi kenapa ketika ingin memulai meminta maaf duluan, hati ini susah menggerakkannya? Jujur, dari 50 orang yang anda salami, siapa duluan yang memulai? Ketika hati telah bersih, dan ibadah telah selesai dipenuhi (puasa 30 hari), baru saya merasa nyaman dan berhak menggunakan sandal saya yang saya beli seharga 153 ribu rupiah, setelah 3 tahun tidak membeli yang baru. Saya membelinya pun karena sandal lama sudah sobek, bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, tak pantaslah memakai yang sudah rusak. Satu lagi yang menggelitik saya, setiap hari selama hampir 11 bulan kita bekerja di kota, entah itu Batam, Jakarta, Surabaya, Medan dsb. Jadi urusan kita entah kesalahan, menyakiti hati orang lain dan menyinggung perasaan pastilah 90% lebih banyak dengan yang 11 bulan kita jalani. Mereka memang mungkin bukan saudara, hanya kenal di kerjaan atau lingkungan tempat tinggal. Hanya sekedar mengingatkan, jangan lupa hablum minnanas-nya ya... Sungkeman dan bertemu dengan keluarga tentu membahagiakan, tapi ingat kita lebih sering berinteraksi dengan yang 11 bulan tadi lho... Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah Salam Dari Batam GP Note: 23 kali Lebaran di Jakarta, 1 kali di Padang, 2 kali di Batam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun