Mohon tunggu...
gaten pambudi
gaten pambudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Airlangga, Penggiat inovasi energi hijau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penetasan Penyu Semi Alami Alas Purwo

30 Agustus 2024   16:15 Diperbarui: 30 Agustus 2024   16:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia menyimpan banyak sekali jenis fauna yang beragam salah satunya adalah penyu. Penyu merupakan hewan reptil yang hidup di perairan laut dan pantai. Di Indonesia, penyu memiliki peran penting dalam ekosistem laut dan budaya masyarakat pesisir. 

Di Indonesia, terdapat lima spesies penyu yang umum ditemui, yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, penyu lekang, dan penyu tempayan Penyu menghadapi berbagai ancaman, termasuk perburuan, perusakan habitat, dan pencemaran laut. Konservasi penyu menjadi penting untuk melindungi populasi mereka. Upaya konservasi melibatkan penjagaan sarang penyu, pengurangan perburuan, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya melindungi penyu, bahkan hingga terdapat proses yang unik yaitu penetasan penyu semi alamiah.

Uniknya pada alas purwo terdapat unit penetasasan telur penyu semi alami Ngagelan. Penetasan telur penyu semi alami merupakan sebuah upaya masyarakat dalam melakukan perlindungan terhadap penyu dari predator hingga kerusakan telur serta menjamin kesehatan dari penyu tersebut dengan cara menyediakan sebuah tempat yang aman untuk telur penyu menyerupai habitat alaminya. Unit Ngaggelan menjadi salah satu dari beberapa unit konservasi penyu yang tersebar di indonesia. Latar belakang didirikannya unit ini karena kekhwatiran masyarakat terhadap siklus perkembangbiakan penyu yang merupakan hewan yang terlindungi. 

Menurut pak Trisno " Telur penyu ini terkadang dapat terancam oleh adanya predator alami seperti biawak monyet dan hewan lain yang dapat menggali dan memakan telur penyu ini dan nelayan yang mengambil telur penyu ini secara ilegal". Unit ngaggelan menyediakan lokasi khusus dalam penetasan penyu semi alami berupa bak pasir yang digunakan untuk mengubur telur. Penetasan ini memiliki beberapa proses yang melibatkan masyarakat bebrperan aktif di dalamnya sebagai ranger. 

PROSEDUR KERJA KONSERVASI

konservasi ini dimulai dengan mencari telur yaitu patroli lalar sepanjang bibir pantai dan setiap daerah bibir pantai memiliki pal sektor atau penanda untuk menandai lokasi induk penyu mendarat. Lokasi telur penyu dapat diidentifikasi melalui pola jalur penyu yang melingkar, selanjutnya lokasi tersebut digali dan dihitung jumlah telur serta lokasi dari ditemukan nya telur tersebut. Telur dibawa menuju ruang konservasi semi alami dimana berisi bak pasir yang didesain sedemikian rupa menyerupai habitat asli penyu bertelur. 

Ranger akan menggali lubang lalu meletakkan telur kedalam lubang lalu menguburnya. Selanjutnya lokasi galian tersebut diberi tanda agar dapat dipantau jenis dan kapan telur itu dikubur. Setelah selang 1 bulan telur akan menetas lalu ranger mengumpulkan tukik serta melepaskannya menuju alam bebas. Selanjutnya bak pasir akan dibersihkan dari telur yang tidak menetas maupun tukik yang mati akibat tidak mampu keluar dari dalam cangkang. Untuk menghindari bakteri dan penyakit, setiap 1 tahun sekali pasir diganti dengan pasir yang baru. Siklus tersebut berulang setiap hari nya sehingga telur penyu terhindar dari predator. 

JENIS JENIS PENYU DI ALAS PURWO

Lepidochelys olivacea Eschscholtz ialah nama ilmiah dari penyu abu-abu. Penyu abu adalah salah satu jenis penyu yang ada di Alas Purwo. Penyu abu-abu memiliki corak yang unik dengan karapasnya yang berwarna abu-abu. Penyu abu ini juga sering disebut dengan nama lain penyu lekang. Penyu lain yang berada di Alas Purwo adalah penyu hijau atau Chelonia mydas. Sama seperti penyu abu, jenis penyu hijau juga memiliki ciri khusus pada warnanya yang hijau dengan campuran kuning dan coklat pada karapasnya. Motif yang unik pada kepalanya membuat penyu hijau menjadi salah satu penyu ikonik yang ada di Alas Purwo. 

Melengkapi daftar jenis penyu yang ada di alas Purwo, penyu sisik juga menjadi penyu yang mendarat di pantai alas Purwo. Penyu dengan nama ilmiah Eretmochelys imbricata memiliki trapas yang sangat unik. Walaupun penyu tergolong dengan hewan reptil, penyu ini memiliki keunikan dengan karapasnya yang bersisik seperti ikan. Melengkapi data yang ada, penyu lain yang terdapat di alas Purwo adalah penyu belimbing. 

Penyu dengan jenis yang paling terbesar diantara penyu lainya ini memiliki nama ilmiah Dermochelys coriacea. Penyu belimbing tercatat sebagai penyu yang hampir punah. Keberadaan dari penyu belimbing sudah sangat berkurang dari tahun ke tahunnya di alas Purwo. Ancaman dari perburuan ilegal, ancaman hewan predator lain serta masa reproduksi penyu yang tergolong lama membuat penyu sangat terancam keberadaannya. Di alas Purwo keempat penyu tersebut tentunya tidak luput dari ancaman kepunahan. Penyu belimbing, penyu sisik dan penyu hijau sudah jarang terlihat mendarat dan bertelur di pantai selatan Banyuwangi tersebut. Walaupun penyu abu-abu masih banyak terlihat mendarat di alas Purwo bukan berarti penyu abu-abu aman dari adanya ancaman kepunahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun