Mohon tunggu...
Hermawan Setyanto
Hermawan Setyanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

terima kasih kepada semuanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita dari Armindya

25 Juni 2014   08:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:09 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan pencari berita, segala yang dilihat sudut pandang warta, segala mahkluk dalam kereta tidak awas, dengan lirikan mata yang tanpa majas,

Di dalam lelah-lelah, sang perempuan tetap berfikir,
jauh melebihi perjalanan,
kertas yang dia genggam itu dapat membalik sejarah, tentang dunia dengan keringanan, tentang jarum dengan berat bobotnya, tantang manusia jadi jenazah.

Perempuan sampai tujuan dengan irama kaki gontai,
dia bertanya pada satu tiang peron stasiun yang menanti,
"Apa kamu kenal aku?"

Tiang peron yang dingin tetap bungkam terpencil,
tapi sudah akrab dengan letih si kaki mungil.

Tiang peron tetap dingin pekat, tapi itu cara dia beri sedikit semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun