Pengertian conceptual framework
Conceptual framework (kerangka konseptual) merupakan kerangka urutan dalam proses pelaporan keuangan. Kerangka konseptual adalah dasar penyusunan laporan keuangan sesuai standar dan aturan yang berlaku agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca laporan keuangan.
Isi conceptual framework
Mengacu pada US GAAP, kerangka konseptual dibagi dalam tiga level yaitu, pertama adalah first level : basic objective, kedua second level : fundamental concept, ketiga third level : recognition, measurement and disclosure concept.
Yang pertama first level. Dalam first level : basic objective dijelaskan tujuan sebenarnya dari pelaporan keuangan, dimana tujuannya adalah menyediakan informasi yang berguna untuk investor yang ada dan berpotensial, kreditor, serta pemberi pinjaman dalam membuat keputusan terkait perannya sebagai penyedia modal.
Kedua adalah second level : fundamental concept. Setelah mengetahui tujuan dari laporan keuangan, maka masuk ke level kedua yaitu konsep fundamental. Konsep fundamental dibagi kedalam dua yaitu qualitative characteristics dan element. Qualitative characteristics terdiri dari:
- Relevance = laporan keuangan harus relevan yaitu berhubungan satu dengan yang lain, berhubungan masing-masing dari komponn laporan keuangan tersebut.
- Realibility = laporan keuangan harus akurat yaitu sama dengan kenyataan yang ada. Laporan keuangan harus sesuai dengan fakta kondisi lapangan yang ada.
- Comparability = laporan keuangan dapat dibandingkan. Laporan keuangan dibuat bersifat periode yaitu setiap satu tahun sekali, maka dengan memenuhi karakteristik kualitatif ini laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, dan juga dapat dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lain.
- Consistency = laporan keuangan harus dibuat secara konsisten. Konsisten dalam pelaporan keuangan bukan sekedar setiap tahun dibuat, melainkan melaporkan kondisi keuangan dengan konsisten menggunakan sistem yang ada seperti sebelum-sebelumnya. Perlakuan akuntansi untuk tahun sekarang harus konsisten dengan tahun sebelumnya.
Lalu konsep fundamental yang kedua adalah elemen dalam laporan keuangan tersebut sendiri, macam-macam elemen yang selalu ada dalam laporan keuangan terdiri dari:
- Asset
- Liabilitas
- Ekuitas
- Investasi dari pemilik
- Distribusi pada pemilik
- Pendapatan komprehensif
- Pendapatan dan Beban
- Laba dan Rugi.
Selanjutnya level terakhir pada kerangka konseptual sekaligus tingkat tertinggi untuk pemahaman pelaporan keuangan dibagi menjadi tiga: Assumptions (asumsi), Principles (prinsip), dan Constraint (kendala)
Asumsi pada level ketiga conceptual framework ini terdiri dari Kesatuan Usaha Khusus (Economic Entity) yaitu menganggap bahwa perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri karena untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Lalu Going Concern yaitu asumsi bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus atau diharapkan tidak akan terjadi likuiditas di masa yang akan datang alias perusahaan itu diharapkan untuk tetap ada terus menerus. Lalu yang ketiga adalah unit moneter alias asumsi penghitungan dalam pencatata menggunakan unit moneter mata uang dari negara dimana perusahaan itu berdiri. Yang terakhir adalah asumsi periode waktu dalam pelaporan keuangan.
Prinsip dasar akuntansi yang pertama yaitu biaya histori sebagai pengukuran, pengukuran biaya dimana aset dicatat pada saat harga perolehan, dan fair value yaitu aset dinilai sesuai nilai saat ini yang berlaku. Yang kedua pengakuan pendapatan yaitu pendapatan diakui sebelum produksi, pada saat selesai produksi dan saat menerima kas. Yang ketiga ada matching dalam pengakuan beban seperti biaya produk yang berhubungan dengan produksi diantaranya biaya bahan dan biaya periode, lalu gaji karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan produksi. Yang keempat adalah full disclosure (pengungkapan penuh) yaitu pengungkapan segala sesuatu tentang laporan keuangan tersebut, diberikan penjelasan yang rasional dan dapat dipertanggung jawabkan.
Bagian terakhir pada level ketiga kerangka konseptual adalah Constraints (hambatan). Hambatan pelaporan keuangan terdiri dari Biaya, Materialitas, praktik industri, dan konservatif.
- Biaya = dalam penyusunan laporan keuangan terdapat biaya yang harus dikeluarkan agar menjadi infomasi yang berguna contohnya adalah mengeluarkan biaya untuk mengaudit sebuah entitas dan itu tidak dapat sembarangan.
- Materialitas = materialitas ini yaitu perlakuan perusahaan terhadap (contoh:) piutang yang tidak dapat ditagih.
- Industry practice = meski sudah memahami segala sesuatu terkait akuntansi, pada kenyataannya praktek di lapangan belum tentu berjalan dengan lancar. Ditambah lagi masih sering kita jumpai profesi pada bidang akuntansi bukan dikerjakan oleh orang lulusan akuntansi.
- Conservatism = perilaku konservatif tidak saja terdapat dalam bidang akuntansi. Perilaku konservatif membuat pemikiran orang-orang terutama diusia lanjut yang tidak menerima adanya kemajuan dalam bidang akuntansi. Mereka merupakan sekelompok orang-orang yang menolak mempelajari teknologi yang kehadirannya mempermudah pekerjaan akuntansi dan masih ingin menggunakan cara lama.
Berikut penjelasan mengenai definisi dan isi dari konseptual framework akuntansi.
Semoga hal ini bermanfaat dan dapat memberikan pengetahuan lebih kepada kita "Mengapa" Conceptual Framework itu penting.