Bekatul, hampir setiap orang tahu apa itu bekatul. Kulit padi sisa penggilingan ini kerap dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau sekedar bahan pupuk organik tanaman. Namun, siapa sangka jika dibalik kesan kotor yang melekat, ternyata bekatul mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh yaitu serat. Seperti diketahu serat sangat dibutuhkan tubuh guna memperlancar proses pencernaan. Lancarnya proses pencernaan ini berdampak baik bagi tubuh, salah satunya mencegah kanker kolon. Serat dalam bekatul inilah yang menjadikan nilai lebih pada bekatul. Di tangan teman-teman Yayasan Pangan Sehat Indonesia (Yapsi) bekatul dapat disulap menjadi kue kering tinggi serat yang bermanfaat bagi tubuh. Bekatul yang tersebut diproses terlebih dahulu sebelum dijadikan sebagai bahan pembuat kue kering. Proses yang dilakukan antara lain pemilihan bekatul, bekatul yang digunakan adalah bekatul dari padi organik hasil kerja sama dengan JAKER PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) Boyolali. Penggunaan bekatul organik sendiri dimaksudkan untuk meminimalisir pengaruh buruk pestisida-pestisida yang biasanya digunakan pada padi non-organik. Selanjutnya padi disortir dan digiling dengan penggiling sebelum dilakukan pengayakan hingga diperoleh butiran-butiran bekatul yang mendekati butiran terigu. Setelah itu, dilakukan pemanasan atau pengovenan sebagai langkah pengurangan kadar air dan minimalisasi mikroorganisme di dalamnya hingga diperoleh tepung bekatul dengan kriteria yang diinginkan. Langkah selanjutnya adalah pembuatan kue kering seperti biasa. Bedanya di sini digunakan terigu dengan perbandingan tepung bekatul dan tepung terigu 75% : 25%. Sampai sekarang masih terus dilakukan pengujian terhadap jumlah atau kadar serat serta kandungan gizi lain seperti protein dan antioksidan pada kue kering bekatul tersebut. Bagi yang ingin memperoleh atau sekedar mencoba kue kering dari bekatul organik ini dapat langsung datang ke Sekretariat Yapsi di Jalan Kelud Selatan, Nayu, Kadipiro, Surakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H