Begitu banyak orang bisa menulis, karena menulis adalah suatu bentuk komunikasi. Untuk mampu menikmati tulisan, minimal seseorang harus bisa membaca.
Begitu banyak orang sudah bisa membaca, setelah bisa membaca maka langkah selanjutnya secara proporsional adalah memahami kata-perkata, kalimat-perkalimat, dan akhirnya konteks secara menyeluruh.
Aku menulis karena itu aku ada, dengan menulis keberadaanku menjadi lebih bermakna dan lebih kaya nilainya. Karena menulis adalah memberi, berkontribusi bukan hanya kepada diri sendiri namun juga kepada orang lain. Secara positif, menulis adalah hadiah dari penulis untuk para pembacanya.
Dengan menulis maka aku; secara langsung dan tak langsung ikut berkontribusi membangun dunia, menginspirasi dunia, mempengaruhi cara pikir dunia. Sungguh suatu kebanggaan yang tak terkira dan kepuasan batin yang tak terkatakan.
Aku jelas bukan orang hebat yang bisa disandingkan dengan orang-orang sekelas Plato, Sokrates, Aristoteles, Hipokrates, Karl Marx, John Calvin, William Shakespeare, Mark Twain, Hermawan Kertajaya sampai J.K Rowling serta ratusan bahkan ribuan penulis dahsyat lainnya; aku belum dan mungkin tidak akan pernah mendekati atau mencapai kemampuan kreasi mereka, dimana mereka memiliki pemikiran-pemikiran nan mendalam juga karya - karya "pena" yang legendaris serta signifikan bagi dunianya masing-masing.
Aku hanya suka menulis, suka berbagi, berbagi isi kepalaku dengan dunia. Berbagi perasaan senang, gelisah, juga berbagi opini sertai informasi dalam banyak hal. Jika ada yang menganggap tulisanku adalah sampah, itu hak mereka sebagai "pembeli", dan jika ada yang merasa tulisanku bisa membantu membuat orang lain menjalani hidup lebih baik walau hanya barang setitik saja, sudah memberi suatu kebahagaiaan tersendiri.
Bagiku menulis adalah salah satu anugerah terbaik dalam kehidupan ini suatu keindahan yang tak tergantikan. Dengan tulisan aku bisa menggugah emosi pembaca, merayunya, membuatnya tersenyum, melotot, mengernyitkan dahi, atau bahkan menangis.
Ada efek-efek tanpa batas yang terpancar bagaikan radiasi yang tak terlihat oleh mata, namun menembus dalam kepada dimensi pemikiran seseorang. Karena daya interpretasi seseorang atas sebuah tulisan itu berbeda dan tanpa batas.
Menulis adalah komunikasi yang praktis dan awet. Secara wajar, walau aku telah tiada, namun tulisan-tulisanku mampu tinggal tetap, sampai peradaban atau dunia musnah barulah mereka akan ikut lenyap.
Tulisan adalah warisan, warisan yang akan terus mengalir dari generasi ke generasi. Lihat saja kitab-kitab yang usianya bisa mencapai ribuan tahun. Mereka telah menjadi saksi bisu akan perjalanan waktu dari generasi ke generasi, dari suatu dinasti ke dinasti lainnya, dari rezim yang satu ke rezim lainnya.
Para penulis bekerja untuk kekekalan, kekal selama Bumi masih "bernafas". Dari ranah spiritualitas dan religiusitas, itu pula yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul. Mereka adalah penulis, itu salah satu profesi absolut mereka. Dalam dunia tulis-menulis selalu ada yang namanya berbagi; entah itu informasi, ekpresi perasaan, karya ilmiah, fiksi, sampai provokasi, dan juga teror.