Mohon tunggu...
Garth Irawan
Garth Irawan Mohon Tunggu... -

Menjadi mempesona, karena memahami bahwasanya; hidup adalah take and give, keep rolling, keep flowing, and swing it on!! :-)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jauhkan Diri dari Cara Biadab Mendidik Anak

23 Maret 2010   08:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendidik anak dengan baik dan benar adalah salah satu anugerah terindah yang Tuhan berikan bagi orangtua.

Ada berapa banyak orangtua yang mengajar anaknya dengan keras bahkan kejam, dengan dalih SAYANG!? mereka lupa bahwa anak tersebut adalah MANUSIA, ciptaan paling sempurna yang memiliki kemampuan secara yang luar biasa. Banyak orangtua yang menghajar anak mereka, sedikit-sedikit pokoknya hajar, selain itu mereka juga tidak segan-segan memaki dan membentak anak mereka jika melakukan kesalahan atau pelanggaran.

Seorang anak memiliki rasa penasaran yang besar, saraf-sarafnya ingin berkembang lebih pesat. Mereka melakukan ini dan itu, mencoba banyak hal-hal baru. Mereka meniru/memodel siapa saja yang mereka anggap asyik dan keren untuk ditiru. Seringkali anak-anak melakukan banyak kenakalan karena ingin mencari perhatian entah itu dari orangtuanya, guru maupun dari teman-teman mainnya. Hal pertama yang sebaiknya diajarkan untuk dipahami kepada seorang anak adalah tentang moralitas spiritual dan konsekuensi. Anak diajarkan untuk bertanggungjawab atas konsekuensi pilihan yang dia ambil. Bantu sang anak belajar menghormati diri, maka ia akan berlaku terhormat dan menghormati orang lain. Dan tentu saja ini dimulai dengan menjadi orang tua yang mampu menghormati diri, keluarga, dan sang anak dengan baik. Selain itu anak harus diajari akan adanya keberadaan Tuhan dengan baik, kemudian memberitahu apa yang menjadi panggilan dan tujuan hidupnya terlahir ke dunia ini. Jadi, kapan saat yang tepat untuk memukul anak? Tidak perlu, buat apa memukul anak jika tidak perlu dipukul. Ketika belum lahir, kedua orang tuanya berpikir anaknya akan membuat mereka bahagia, namun ketika lahir mereka menemukan kenyataan sebaliknya, sang anak justru amat sangat merepotkan. Ketika sang anak tumbuh, kerepotan semakin menjadi-jadi, bahkan ada kalanya membuat orang tuanya hilang kendali. Ketika hilang kendali orang tua menghajar anaknya walaupun menyesalinya kemudian. Walaupun menyesalinya, mereka tidak mengubah kebiasaan itu, bahkan mencari alasan untuk mengeraskan hati, karena sekali menghajar anaknya, kedua orang tua mendapati bahwa menghajar anak adalah cara TERCEPAT untuk mengendalikan sang anak. Setelah berlangsung berkali-kali, keduanyapun merasa nyaman, bahkan meyakini, bahwa menghajar anak adalah cara TERBAIK untuk mendidik anak.

Orangtua yang memukul dan menghajar anaknya serta memaki, sudah berada dalam posisi LEPAS KENDALI dan PUTUS ASA, orangtua yang lepas kendali dan putus asa akan mendidik anak cengan cara BIADAB. Orangtua tidak mampu mengendalikan perilaku anak, karena orangtua tidak PAHAM mengenai anaknya. Orangrtua cenderung menganggap anak sebagai "anak" bukan sebagai sahabat, maka itu orangtua seringkali MEREMEHKAN anaknya, yang ada hanya LARANGAN dan PERINTAH! tidak ada EMPATI, SIMPATI dan pengertian yang coba dikembangkan dan  dibudidayakan. Anak-anak yang tidak paham mengenai CARA orangtua mendidiknya ini kemudian menjadi DENDAM, jika BERUNTUNG, seiring dengan bertambahnya kedewasaan sang anak, ia akan memaklumi cara orangtua mendidiknya dan memahami bahwa itu rasa sayang orangtua kepada anak. Cara paling efektif mendidik anak adalah dengan menjadi sahabat baginya, saat ia merasa AMAN, maka ia akan bercerita kepada Anda soal kelakuannya. Saat dia merasa terintimidasi dan ketakutan maka ia akan berbohong kepada Anda. Orangtua yang MERASA dibohongi kemudian berang dan tambah memarahinya tidak  karuan. Ajari anak CARA hidup yang BAIK dengan CARA yang BAIK pula, yakni cara yang BISA ia terima dengan baik, caranya adalah dengan merelakan diri untuk memahami sang anak LEBIH DULU. Saat orangtua sudah memahami anak, maka secara OTOMATIS hal tersebut mengajarkan anak cara untuk mampu memahami orangtuanya dengan baik. Masa depan anak-anak kita tergantung dari bekal pendidikan dan pembentukan karakter yang kita bina sejak awal. Orangtua yang melepaskan kesempatan untuk mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar telah melepaskan anugerah terindah Tuhan. *Inspired by: Hai Hai (SABDAspace)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun