Seragam yang pertama kali kita pakai mungkin seragam TK atau seragam Paud, kemudian SD, SMP hingga SMA. Kita hampir sudah terbiasa memakai seragam lebih dari 12 Tahun. Karena merupakan syarat wajib ketika mengikuti kegiatas sekolah Formal di Indonesia. Hingga masuk perguruan tinggi atau kuliah barulah kita tidak memakai pakaian seragam, Sebagai identitas mungkin Jas Almamter adalah satu-satu yang menandakan kita kuliah disana.
Karena sudah terbiasa memakai seragam dari kecil hingga remaja bukan karena kemauan sendiri tapi karena kewajiban persyaratan sekolah. Ketika masuk perguruan tinggi memakai pakaian untuk pergi ke kampus sadar tidak disadari menjadi masalah besar.Â
Mulai merasa?
Asalnya kita tidak usah pikir panjang mau pakai apa, karena udah pakai template seragam.. Jadi langsung cuss. Ketika ada mulai berkuliah Pagi anda setiap harinya mungkin sudah disibukan dengan pikiran  mau pakai apa sekarang? Ini serisu lho.. Bisa sampai 6 SKS..
Kebanyakan Mahasiswa pasti Ada rasa Genggsi kalau kita pakai pakaian yang sama setiap harinya, "Wah jarang dicuci dan jarang mandi ya", "Ga punya baju ya... Anak k*re", "Ga gaul pakaiannya ga modis dan stylist", " Duh jadul pakaiannya itu-itu aja" dan lain sebagainya.
Mungkin cowo tidak terlalu ribet, cukup pakai kaos tiap hari yang berbeda sudah cukup dikatakan aman alias Branded lah hehe.. Persoalan berat jatuh ini jatuh kepada makhluk Cewe,Â
Berapakah waktu yang diperlukan untuk memilih pakaian seorang cewe? Jawabannya kalau di matematika "Tak Terhingga" atau " Unlimited"Â
Ditambah dengan mandi dan make Up. Mungkin kita jadi sarjana kalau menghitungnya.
Ini kelihatan sepele tapi permasalah ini serius lho, berapa energi dan waktu kita yang berharga yang terbuang sia-sia? Coba waktu dan energi kita diFokuskan kepada yang lebih berharga misal passion kita mungkin.
Inilah MENGAPA ALASAN si Mas Marc pemilik Facebook dan si KANG Steve Founder Apple mereka memakai pakaian yang sama desainnya setiap hari. Kalau dalam ilmuÂ
kanuragnya mungkin di bahas dalam teori Padarox of choices. Semakin banyak pilihan semakin mengurangi rasa kepuasaan. Jadi kalau banyak milih dan cuma bisa milih satu pasti saat terjadi pilihan akan tercipta kata-kata "Coba pilih yang biru tadi ya" , "Tuh kan salah pilih.. coba yang kecil". " ah kesel salah pilih"