Mohon tunggu...
Garis Demokratis
Garis Demokratis Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Pendidikan

Simpang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

2020: 20.00 (2-0)

14 Oktober 2020   21:35 Diperbarui: 14 Oktober 2020   21:46 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sisa Luka semalam
Tandus oleh rasa dendam
Bayang bayang yang menyakitkan
Jeritan kepahitan terabaikan

Ruang ditepi jalan itu
Jadi artepak perlawanan
Gelap menghimpit deru keberanian
Tragis, tangan tangan tak berdaya, dihujat Pangkat dan senjata.

Lari tak berwibawa
Teriak tak bersuara
Diam pun tak kuasa

Jalang jalang Berseragam tak jua enyah di hadapan.

Makin hitam laju waktu

Makin bringas jalang serdadu

Lempar Ranjau, gas air mata
Masuk angkuh, Dobrak jendela
Alas sepatu disambarkan ke muka
Tongkat dan kayu hantam perut juga kepala.

Dengar tembakan Jalang makin membabi buta
Tak hirau anak dan ibu pembawa balita

Luka Itu nyatanya benar benar tandus
Sisanya Dendam yang menyeruak hingga ke ujung ujung Desa.

Rumah yang hidup diatas doa para Pemuda
Tanah yang subur atas Sorak para pelajar
Terlanjur mengutuk Kelompok jalang, yang menghibahkan tubuhnya untuk Penguasa.

Menteng Raya dalam Do'a

Gardem

20.20 ; 20.20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun