Kepada Bu Tri Rismaharini Walikota Surabaya
Salam hormat dari Saya kepada Bu Risma sebagai walikota Surabaya. Saya sampaikan semoga Bu Risma selalu sehat dan panjang umur. Surat terbuka ini Saya sampaikan untuk Surabaya yang lebih baik.
Saya adalah seorang mahasiswa dari perguruan tinggi di Malang. Saya memnag tidak setiap hari berada dan mondar mandir di Surabaya. Tapi setidaknya Saya seminggu sekali selalu menyempatkan untuk pergi ke Surabaya, menjenguk adik yang kuliah di Universitas Airlangga Surabaya. Bu Risma yang terhormat, baru-baru ini Surabaya ibukota Jawa Timur tercinta mendapatkan predikat sebagai Kota termacet nomer 4 di dunia, Saya miris dan Saya sedih ketika ibukota Jawa Timur mendapatkan predikat seperti itu. Tapi jujur saja Bu Risma, Surabaya memnag macet dan padat setiap harinya. Bu Risma tidak perlu bingung dan tidak perlu marah, solusi cuma 1(satu) yaitu memperbaiki Transportasi Masal atau Umum yang ada di Surabaya, mulai dari bus kota sampai angkutan kota. Jujur saja sekali lagi dari saya Bu Risma, dari surat ini saya mencurahkan isi hati saya tentang transportasi umum yang ada di Kota Surabaya.
Sungguh ironis dan miris, Saya mengalami ini setiap ke Surabaya dan semua orang di Jawa Timur yang menggunakan transportasi umum seperti bus kota dan angkutan kota pasti merasakannya. Hanya satu kata yang terucap dari bibir Saya yaitu ‘Lama Sekali’. Saya turun di terminal Purabaya atau biasa disebut Bungurasih dari Malang, kemudian hendak ke Universitas Airlangga yang berada di jalan Dharmawangsa, Saya ganti bus atau oper bus kota dari bungurasih ke terminal Joyoboyo, dari terminal Joyoboyo saya naik angkutan kota menuju jalan dharmawangsa untuk ke Universitas Airlangga. Bu Risma harus tahu waktu yang saya tempu dari terminal Purabaya menuju Joyoboyo yaitu 1,5 jam, sungguh tak bisa dibayangkan 45 menit saja sudah lama, apalagi 1,5 jam berada di terminal Purabaya, hanya untuk menuju terminal joyoboyo. Bus kota tidak akan berangkat jika tidak penuh, bisa dibayangkan betapa jengkel dan harus penuh kesabaran. Ini juga berlaku pada semua bus kota jurusan terminal Bratang dan Perak, mereka(sopir dan kendek bus kota) lebih suka berlama-lama di terminal dan tidak menghormati penumpang bagaimana tidak menghormati kalau 1 jam atau 1,5 jam hanya digunakan untuk menunggu bus kota berjalan. Inilah yang membuat Surabaya macet dan padat, karena transportasi umum seperti bus kota sungguh lama berada di terminal, dan ketika berjalan sungguh sangat-sangat tidak wajar karena busnya sungguh pelan (10-20 Km/Jam) seperti naik sepeda ibaratnya. Saya tidak tahu, apakah ini juga agar sekalian orang-orang yang naik bus kota bertamasya dan berwisata melihat-lihat kota surabaya atau bagaimana. Sungguh harus dibenahi agar Surabaya bebas macet, jika bus kota tidak berlama-lama diterminal pasti semua warga surabaya maupun dari luar Surabaya menggunakan bus kota untuk berpergian di Surabaya.
Selanjutnya saya turun di terminal Joyoboyo naik angkutan kota menuju jalan dharmawangsa, Bu Risma tahu berapa waktu yang ditempuh dari terminal Joyoboyo yaitu 2 jam. Lagi-lagi dan sekali angkutan kota memberikan cobaan dan ujian kesabaran bagi para penumpangnya, 2 jam itu waku yang lama sekali. Jika orang bekerja atau anak sekolah pasti terlambat sampai sekolahnya, apalagi ketika berpergian menuju suatu tempat di Surabaya pastinya orang dibuat marah dan frustasi karena keperluan orang itu berbeda-beda di Surabaya. Ini benar-benar harus diperbaiki dan harus dibenahi. Agar seluruh masyarakat menggunakan angkutan umum untuk mengurangi kemacetan di Surabaya. Ini juga berlaku untuk angkutan jurusan ITS dan jurusan yang lain, mereka lebih ingin angkutannya di isi penuh baru berangkat daripada mengantarkan 5 - 8 orang ke tempat tujuannya.
Saya juga ingin usul, Bu Risma harus mencoba naik angkutan umum ini dari mulai bus kota sampai angkutan kota. Tapi tolong jangan jadi Bu Risma, Ibu harus menyamar jadi orang lain ya. Sebab jika Bu Risma yang naik pastinya bus dan angkutan kota cepat jalannya dan tidak perlu menunggu lama-lama karena yang sedang naik adalah seorang Walikota. Hanya itu usulan saya bu.
Semoga dengan Surat terbuka ini, Surabaya Kota terbesar di Jawa Timur mampu menjadi Kota yang hebat, rapi, teratur dan bebas macet. Bu Tri Rismaharini adalah orang hebat, wanita kuat dan berjiwa satria. Surabaya harus dijaga dan Surabaya harus lebih baik.
Sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H