Mohon tunggu...
Garinda Garinda Almaduta
Garinda Garinda Almaduta Mohon Tunggu... -

Lelaki di awal kepala 3.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hubungan Kekerabatan Wirasaba-Banyumas dengan Majapahit, Pajajaran dan Pasir Luhur-Dayeuh Luhur

13 Desember 2016   19:04 Diperbarui: 13 Desember 2016   19:19 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Legenda Jawa dalam tulisan Priyadi (2006) menyatakan bahwa tiga kekuatan di Pulau Jawa, yaitu Pajajaran (di arah barat), Pasirluhur (di tengah), dan Majapahit (di timur).1 Masyarakat Banyumas mewariskan dua tradisi teks babad yang termasuk tradisi besar yaitu Babad Pasir dan Babad Wirasaba.2 Babad Pasir menceritakan keberadaan Kadipaten Pasirluhur yang mengaitkan diri dengan Kerajaan Pajajaran.2  Babad Wirasaba yang menceritakan Wirasaba sebagai kerajaan daerah bawahan Majapahit.1 Leluhur Wirasaba yang terbentuk dari penyatuan antara keturunan Pajajaran dengan Banyumas (Pasir Luhur) yang tampak pada perkawinan Raden Banyak Catra atau Kamandaka putra sulung Prabu Silihwangi dengan putri bungsu adipati Pasirluhur yaitu Ciptarasa.2

Leluhur masyarakat Wirasaba juga terbentuk dari pernikahan Baribin (Majapahit) dengan Retna Pamekas (Pajajaran). Pada tahun 1468 Pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana (Brawijaya IV) dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit dengan gelar Brawijaya V. Sehingga sejumlah pembesar Majapahit yang tersisihkan dari istana termasuk saudara beda ibu Kerthabhumi yaitu Raden Harya Baribin Pandhita Putra melarikan diri ke arah barat, meminta suaka kepada penguasa Sunda - Galuh yaitu Prabu Niskala Wastu Kancana (1371-1475 ) di Ciamis. Hingga pada akhirnya Raden Haryo Baribin menetap dan dinikahkan dengan Dewi Retna Pamekas, putri dari Prabu Siliwangi.3

Pernikahan ini selanjutnya menghasilkan keturunan yaitu Jaka Kaduhu, Banyak Kumara, Banyak Sasra dan Ngaisah. Jaka Kaduhu kelak diangkat anak oleh Wirahudaya Adipati  Paguwan. Kelak pada Pisowanan Ageng di Kraton Majapahit Jaka Kaduhu mewakili  Adipati Wirahudaya sedang menderita sakit dan diangkat sebagai Adipati Anom Wirasaba dengan gelar Adipati Anom Wirahutama.3  Banyak Kumara kelak menjadi Adipati Kaleng. Sedangkan Ngaisah menikah dengan Ki Mranggi Kejawar. 4 Bagus Mangun atau Jaka Kahiman adalah putra Banyak Sasra yang menikah dengan putri banyak Geleh Adipati yang masa kecilnya diangkat anak oleh Ki Mranggi Kejawar. Kelak Jaka Kahiman menjadi menantu Wargahutama I dan menggantikan jabatan mertuanya menjadi Adipati Wirasaba bergelar Wargahutama II. Jaka Kahiman atau Bagus Mangun  memiliki hubungan dengan dua kerajaan besar karena dalam dirinya mengalir darah Pajajaran dan Majapahit.4

Menurut Priyadi (2008) dalam tulisannya anak-anak Adipati Warga Utama I merupakan cucu Adipati Pasirbatang, Pangeran Senapati Mangkubumi III (Banyak Suro) yang menikah dengan Niken Srini berasal dari trah Mangkubumen Pasir. Adipati Warga Utama I sendiri adalah putra Adipati Wirasaba Sura Utama dan Dewi Lungge. Dewi Lungge adalah adik Dewi Lung Ayu yang terhitung sebagai putri Banyak Besi Adipati Pasirbatang. Banyak Wesi adalah cucu dari Banyak Wirata. Banyak Wirata adalah anak Adipati Banyak Catra (Pajajaran) dengan Ciptarasa (Pasir Luhur).5

Dewi Lung Ayu adalah istri Adipati Banyak Belanak atau Pangeran Senapati Mangkubumi I dari Pasirluhur. Banyak Kesumba dan Banyak Besi adalah putra Adipati Banyak Rama. Banyak Rama (Pasirluhur) yang beristrikan Dewi Kurenta putra Adipati Banyak Ngampar II (Dayeuhluhur). Adik Dewi Kurenta yang bernama Dewi Santang (Dayeuhluhur) menikah dengan Adipati Surawin (Wirasaba) yang kemudian berputra Adipati Sura Utama (Wirasaba).5 Sehingga keturunan wirasaba selanjutnya memiliki kedekatan kekerabatan dengan Majapahit, Pajajaran, Pasir luhur dan Dayeuh luhur.

1.       Priyadi S. Sejarah Kota Purwokerto. Jurnal Penelitian Humaniora 2008;9:106-18.

2.       Priyadi S. Ciptarasa : Profil Putri Bungsu sebagai Simbol Kesuburan, Penyatu Pajajaran-Pasir Luhur dan Sasaran Oedipus. Jurnal Penelitian Humaniora 2007;8:1-11.

3.       Sejarah Wirasaba In: Sejarah Akan Terus Jadi Inspirasi.

4.       Jaka Kahiman Sowan Raja Pajang dalam Naskah Kalibening (07). In.

5.       Priyadi S. Teks Babad Pasir : Wacana tentang Integrasi Sosial antara Trah Pasir Luhur dengan Kerajaan Pajajaran di Banyumas jawa Tengah. Journal of Historical Studies 2008;IX.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun