Nama Raul Gonzales begitu lekat dengan raksasa Spanyol, Real Madrid. Torehan 325 gol untuk klub ibu kota membuatnya masuk ke dalam jajaran pemain legendaris klub sepanjang masa. Belum lagi deretan gelar yang turut ia bantu menangkan selama mengabdi untuk tim kota kelahiran.
Raul memang pantas disebut sebagai legenda, tak hanya bagi klub, namun juga sekaligus sejarah sepakbola. Lahir dengan nama Raul Gonzalez Blanco, talentanya ditemukan ketika sedang asyik bermain bersama klub local, San Cristobal. Dari situlah kemudian para pemandu bakat Atletico Madrid membawanya ke akademi Rojiblancos pada awal 1990. Akan tetapi, tak lama berselang, tim muda Atletico ditutup atas perintah presiden klub, Jesus Gil, ayah dari presiden klub Miguel Angel Gil Marin.
Keputusan kontroversial tersebut diambil lantaran Jesus Gil menganggap keberadaan tim muda hanya merusak neraca klub. Baginya, untuk apa mempertahankan pembinaan pemain muda di tengah krisis keuangan yang mencekik.
Dari situ, Real Madrid datang untuk membujuk Raul, agar mau bergabung dengan Los Blancos. Hasilnya, dia berhasil melakoni debut dengan tim utama dan terus menciptakan momen-momen bersejarah.Â
Raul menjadi pemain yang lama bertahan, ketika klub mendatangkan sejumlah nama hebat dalam balutan proyek Los Galacticos. Dia telah banyak bermain dengan para legenda sepakbola, tak terkecuali Cristiano Ronaldo.Â
Namun sayang, dia tak bisa mewujudkan mimpi untuk mengakhiri karir di Real Madrid. Petualangan manis selama belasan tahun harus berakhir saat kontraknya habis pada 2010. Sang Raja pun harus pamit untuk merapat ke Schalke. Raul pergi meninggalkan warisan 325 gol yang sempat menjadikannya top skorer klub sepanjang masa.
Tiba di Jerman, Raul disambut bak dewa. Dia resmi menandatangani kontrak dua tahun dengan Schalke.Â
"Kami telah menandatangani kontrak dengan pemain sepak bola hebat dan pencetak gol dunia," Â
"Langkahnya merupakan keputusan penting dalam upaya kami memperkuat tim." kata pelatih Schalke saat itu, Felix Magath. (BBC, 2010)
Kedatangan Raul bertujuan untuk mengisi posisi poros depan setelah Kevin Kuranyi pindah ke Dynamo Moscow pada akhir musim sebelumnya. Meski menganggap pergi dari Madrid adalah sesuatu yang sangat sulit, Raul tetap bahagia karena Schalke menjadi tim yang dengan senang hati mau menerima dirinya.Â