Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Uang dan Pemain Bintang Bukan Jaminan bagi Paris Saint Germain

10 Maret 2022   10:55 Diperbarui: 10 Maret 2022   11:02 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Squawka

Gianluigi Donnarumma, Achraf Hakimi, Sergio Ramos, sampai sang dewa sepakbola Lionel Messi, menjadi nama yang terus memenuhi laman media sepakbola. PSG membuat sejarah dan disebut telah melakukan transfer terbaik dan paling spekatkuler sepanjang sejarah sepakbola.

Namun apa daya, pemain tersebut malah gagal memberi perubahan bagi tim di level Eropa.

Kembali mundur, atau sebelum Messi dan pemain yang telah disebut datang ke ibukota Prancis, nama Neymar Jr, Kylian Mbappe, hingga dan yang lainnya juga didatangkan demi mendongkrak performa tim di level Eropa. Namun apa yang terjadi selanjutnya? Gelar juara lagi-lagi masih belum mau mampir ke tim ibukota. Padahal, mereka juga sempat memiliki kesempatan tampil di partai final dua tahun silam.

Dengan gagalnya PSG melaju ke babak selanjutnya kompetisi Liga Champions Eropa, dana sebesar 1 miliar dollar yang sudah dikeluarkan oleh sang pemilik pun masih belum mampu temui hasil. Mereka masih harus gigit jari dan menunggu entah sampai kapan mimpi itu akan datang menghampiri.

Apa yang Membuat PSG Kesulitan Bersinar di Eropa?

Melihat fakta bahwa PSG selalu gagal meraih gelar juara di Eropa tak luput dari anggapan bahwa kompetisi Ligue One masih kalah kompetitif dibanding kompetisi elit lainnya. Intensitas liga yang rendah membuat PSG kesulitan ketika harus berhadapan dengan tim yang memiliki perlawanan berbeda.

Selain itu, yang tak luput dari pandangan adalah, mereka tidak memiliki pelatih dengan kualitas jempolan. Memang benar bila Mauricio Pochettino punya cerita mengagumkan ketika tangani Tottenham. Namun dia tidak terbiasa dengan skuad yang terlampau mewah. Beberapa waktu lalu, pelatih asal Argentina ini bahkan sempat mengalami masalah karena gagal membuat ruang ganti PSG terlihat nyaman.

Masalah dengan pemain hingga gagal meredam perseteruan antar pemain itu sendiri membuat Poch kesulitan berkembang. Hal ini bisa jadi salah satu alasan mengapa dia disebut-sebut tidak cocok tangani tim bertabur bintang seperti PSG.

Terlebih, fakta mengatakan bila Pochettino menjadi pelatih yang sama sekali belum pernah meraih gelar juara, selain trofi domestik yang dia dapat bersama PSG belum lama ini.

Satu faktor lainnya yang paling mempengaruhi kegagalan PSG adalah, mereka tak punya mental dan pengalaman yang cukup di kompetisi elit Eropa. 

Harus diakui bila PSG merupakan tim yang baru saja masuk ke dalam persaingan kompetisi elit Eropa. Dua puluh hingga tiga puluh tahun silam, mereka cuma tim kacangan yang hanya bisa berharap untuk bertahan di kompetisi kelas domestik. Berbeda dengan tim besar lainnya, semacam FC Bayern sampai Real Madrid yang kita tahu telah menjadi raja Eropa sejak berpuluh puluh tahun lamanya.

Dalam pertandingan melawan Real Madrid pada dini hari tadi, faktor mental dan sejarah juga sedikit banyak menjadi penentu mengapa el Real pada akhirnya sukses keluar sebagai pemenang. Mereka tidak mudah panik dan berhasil mempelajari celah tim lawan untuk bisa dimanfaatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun