Meski tampil kurang memukau bersama Manchester City pada musim 2020/21, Raheem Sterling yang masuk ke skuad tiga singa berhasil menumpas segala ragu. Dia yang dipercaya Gareth Southgate untuk mengisi salah satu posisi di skuad utama Inggris nyaris selalu mencetak gol dalam setiap laga.
Di laga pembuka melawan Kroasia, Sterling mencetak satu-satunya gol yang dicetak timnas Inggris. Kemudian, dia gagal mencetak gol ketika Inggris hanya bermain imbang melawan Skotlandia. Di partai pamungkas grup D, Sterling kembali menjadi pahlawan setelah Inggris kembali petik kemenangan untuk pastikan posisi pertama.
Satu lagi pertandingan yang dijalani timnas Inggris, nama Raheem Sterling muncul dalam daftar pencetak gol. Dia yang masuk ke skuad utama dalam laga yang cukup berat melawan timnas Jerman, berhasil mencetak salah satu gol bersama dengan nama Harry Kane.
Raheem Sterling, yang bila dilihat dari sosoknya sekarang, tak jarang dari kita akan berpikir bahwa beruntung bisa menjadi sepertinya. Namun dibalik segala kemewahan yang bisa didapat dengan mudah, Sterling harus melewati berbagai cerita kelam yang bahkan sampai ciptakan tumpahan darah.
Ya, di usia dua tahun, Sterling dihadapkan langsung dengan sebuah peristiwa yang sulit untuk dilupa. Dia menjadi saksi dari tewasnya sang ayah, yang ditembak dengan sebuah senapan. Tidak diketahui apa alasannya, yang pasti, ayahnya meregang nyawa karena ulah geng berbahaya di tempat kelahirannya, Jamaika.
Kisah kelamnya itu lantas diabadikan oleh Sterling lewat sebuah seni tato yang terletak di kaki kanannya. Gambar senapan terlihat jelas di bagian kaki yang digunakannya untuk 'menembak'.
Sterling adalah seorang bocah yang memiliki masa kecil tak mengenakkan. Dia yang tinggal di kawasan berbahaya di Jamaika lalu diangkut oleh ibunya untuk terbang ke Inggris. Sekitar empat tahun setelah kematian sang ayah, Sterling mulai menetap di Inggris. Dia tinggal di wilayah yang juga terdapat banyak etnis.
Jadi, dia sudah terbiasa dengan keberagaman. Tidak akan ada yang mempermasalahkan latar belakang, keyakinan, dan hal serupa lainnya. Yang pasti, semua orang dituntut untuk bersikap baik bila memang ingin bertahan.
Sterling yang tidak merasakan kasih sayang sang ayah dan juga kerap ditinggal ibunya pergi bekerja, melampiaskan segala rasa kesepian kepada sebuah tanah lapang untuknya bermain bola.
Baginya, bermain sepakbola adalah cara terbaik untuk melupakan segala permasalahan. Ketika dia sudah bertemu jalanan, maka ingatan tentang orang tua akan segera hilang. Tidak ada kesedihan maupun cerita kelam. Yang ada hanya kebahagiaan dan mimpi yang terus terpajang. Mimpi menjadi seorang pemain hebat, dengan membawa negara tercinta berdiri di panggung juara.