Mohon tunggu...
Gardini Eve
Gardini Eve Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Researcher and Moderator

Freelance moderator and researcher, a book worm, and dog lover

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Terinspirasi oleh Para Inspirasi, Refleksi Setelah Menonton Final Wheelchair Basketball di Asian Para Games 2018

15 Oktober 2018   16:54 Diperbarui: 15 Oktober 2018   17:29 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu tersisa menunjukkan angka 15 detik menuju waktu permainan yang hampir habis, dimana Jepang sekali lagi menyamakan kedudukan dengan nilai 66-66 dengan IR Iran. Dalam rentang waktu 15 detik itu, IR Iran pun terus berjuang dan menembakkan bola 2 angka mengungguli Jepang kembali dengan 68-66 dan pada akhirnya menang dengan kedudukan beda dua angka saja. 

Dua angka yang dihasilkan di dalam rentang waktu 15 detik. Tepat di tengah riuhnya Lapangan Basket di Senayan, kembali saya teringat dengan tulisan karya kawanku di blog pribadinya mengenai bagaimana memaknai waktu. 

Saya rasa setiap atlit mengetahui secara tepat bagaimana memaknai waktu, sesedikitpun waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk menciptakan angka. Bahkan waktu beberapa detik tersebut harganya dinilai dengan keberhasilan memberikan medali emas bagi bangsanya.

Melihat kegigihan dan kelincahan atlit di sepanjang permainan ini membuat saya berdecak kagum dan mengangguk-angguk setuju dengan tulisan PARA INSPIRASI di salah satu sisi dinding hall. Saya setuju ketika mereka adalah para inspirasi yang sesungguhnya, yang dengan aksi dan semangatnya tak henti-hentinya menginspirasi para penonton Hall Basket Ball yang berkapasitas 3500 orang tersebut. 

Semua penonton seakan-akan disihir oleh permainan kedua belah pihak, setiap mata tersedot oleh memukaunya permainan kedua tim. Tim Jepang memiliki pertahanan yang kuat dan rapat hingga sempat membuat tim IR Iran kewalahan di quarter pertama dan kedua. Akan tetapi pada quarter ke tiga dan ke empat, perjuangan tim IR  Iran mulai membuahkan hasil dan perjuangan itu bukan tanpa perlawanan, ritme permainan Jepang yang cukup cepat dan lihai pun membuat permainan semakin seru. 

Di tengah riuhnya teriakan penonton, ada dua hal yang saya pelajari dari sikap mental atlit-atlit wheelchair basketball ini. Ketika saya membandingkan dengan pertandingan sebelumnya, saya menemukan bahwa di pertandingan ini atlit IR Iran sering sekali jatuh, bahkan Omid Hadiahzar, salah satu top scorer tim IR Iran, seringkali dengan sengaja menjatuhkan diri demi mendapatkan sudut tembakan yang tepat. 

Hal yang paling mengagumkan adalah ketika jatuh, mereka dengan mudah bangkit, kembali duduk dan mendorongkan kursi rodanya kembali dalam hitungan detik saja. Lalu dengan bergegas mereka meluncur untuk menjaga posisi lawan ataupun mengambil posisi menyerang untuk merebut bola lawan. Jatuh bagi mereka seperti sesuatu yang alamiah dan bukan merupakan hal yang perlu dibesar-besarkan. 

Seakan-akan jatuh adalah bagian dari permainan mereka. Tentunya proses jatuh bangun tersebut juga didukung oleh ergonomika kursi roda yang canggih yang sesuai dengan kebutuhan tiap pemain. Satu kursi roda tersebut dibuat khusus untuk pemainnya, karena setiap pemain memiliki kasus disabilitas yang berbeda. Tiap-tiap kursi roda dibuat dari bahan yang sangat ringan dan memiliki durabilitas yang tinggi, sehingga tidak heran kalau setiap kursi roda bisa bernilai USD 4000 - 5000. 

Kursi roda yang harganya seperti mobil LCGC bekas ini dapat menjadi senjata yang mematikan bagi atlit-atlit ini. Alat yang tepat di tangan seorang yang handal dapat menjadi kekuatan yang tidak terhentikan. Ketika kedua tim berlaga, saya tidak lagi melihat mereka duduk di kursi roda, perhatian saya hanya terpaku kepada bagaimana mereka dengan lihainya merebut bola, memantul-mantulkan bola tanpa kesulitan berarti, dan akhirnya bagaimana mereka mencari posisi yang pas untuk melakukan tembakan. Di lain pihak, dengan lincahnya bergerak di atas kursi roda, tim lawan juga dengan sekuat tenaga berusaha mengejar, merebut bola, dan sesegera mungkin membalikkan keadaan di papan skor. Fasilitas dalam hal ini kursi roda yang dibuat khusus untuk setiap atlit adalah bekal yang dapat membuat gerakan mereka seakan-akan tak terbatas dan berlaga dengan dashyatnya.

Akan tetapi kalau kita mau bergerak mundur sejenak, sebelum mereka memiliki kursi roda khusus untuk pertandingan bola basket tersebut, pertama-tama mereka perlu diberi kesempatan. Kesempatan pada awalnya diberikan oleh orang-orang terdekat, ketika keluarga dan sehabat-sahabat terdekat memberikan kepercayaan bagi mereka untuk melakukan hal ini ditengah-tengah kondisi fisik khusus yang dimiliki.  Kesempatan didapatkan ketika orang-orag terdekat mendukung seratus persen keputusan mereka untuk terjun menjadi atlit basketball wheelchair. Kesempatan didapatkan dari pelatih yang tidak menyerah pada atlit-atlit ini bahkan disaat permainan buruk atau kondisi tersulit sekalipun.  Kesempatan diberikan oleh federasi wheelchair basketball di negara tersebut untuk memberangkatan dan mensponsori atlit-atlit ini bertanding di berbagai turnamen. Kesempatan adalah hal pertama yang membekali atlit-atlit wheelchair basketball  menjadi seperti sekarang ini. 

Kedua hal tersebut, kesempatan dan fasilitas, dapat membuat seseorang melesat maju menggunakan setiap kemampuan yang dimilikinya. Ketika kita berkaca kepada diri sendiri, bagi kita yang sudah dianugerahi kesempatan dan diberikan berbagai macam fasilitas sedari dini.  Apakah kita telah menggunakan kedua hal tersebut dengan efektif? Apakah kita telah menjadi sosok yang tak terhentikan karena telah memanfaatkan kesempatan dan menggunakan fasilitas dengan optimal? Saatnya bergerak untuk mengubah sepenggal inspirasi menjadi sebuah aksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun