Mohon tunggu...
garda este
garda este Mohon Tunggu... -

menulis adalaha suatu bentuk ekplorasi pemikiran berdasarkan akal dan perasaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Orang-orang Perkasa, Pahlawan tak Bernama (Part 1)

13 September 2013   18:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:56 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kriiiiiiiiing, kriiiiiiiiiiiing ................... jam weker miliknya menunjukan pukul 6 pagi, dengan mata berat serta tangan yang masih sangat malas jemarinya kembali mematikan alarm “hei Ni, ayooo bangun !!!! bukannya hari kamu praktek pertama ???? ayooo bangun jangan sampe telaaaat” seorang gadis berupaya membangunkannya sambilmerampas selimut dan menarik-narik tangannya “aduuuh Ty ..., masih ngantuk banget nieh semalaman g’ bisa tidur” “ayooo bagun, jangan buat kesan buruk dong dihari pertama, masa’ baru pertama dah telat sich ??? ayooo bangun” taty dengan sedikit kesal kembali berupaya membangunkan si tukang tidur tersebut. Matanya tetap saja berat namun harus terus melangkah menuju kamar mandi demi sebuah kesan baik di hari pertama, yah’ hari pertamanya masuk kerja meski hanya praktek kerja lapangan namun ini terasa berbeda dari kuliah kerja nyata-nya sebelumnya, ini pertama kalinya ia menjejakan kaki pada tempat yang sangat dihindarinya dibuka bumi. “asslamu’alaikuuumm Ty, adninya ada ??” “walakumsalam, lagi bertapa dikamar mandi mungkin minggu depan baru keluar dari kamar mandi” “ ha ha ha..... kamu kesel ya ??” “yah iyalah... dibangunin susah, disuruh mandi malah lama banget, ntar yah aku teriakin dulu” taty keluar dari kamarnya dan menuju ke arah dapur yang berhadapan dengan kamar mandi “niiiiiiiii.... ayo cepet mandinya, si tissa dah nungguin di depan, mw brapa jam lagi bertapanya ??” teriak taty sewot. Kreeeeek pintu kamar mandipun terbuka nampak seorang gadis tinggi semampai dengan tambut terurai keluar dari bilik tersebut “tenang mbak taty, aku lama karna langsung pake baju jadi yah gitu dech, he he he” senyumnya penuh kebanggaan karna berhasil membuat taty kesal saat hari yang masih sangat pagi. “ woeeeeee, cepat dikit dong marten ama falen dah sms nieh bentar lagi meetingnya dimulai” teriaak tissa kian mengemparkansuasana “ iyaaaaaaaa, tungguuuuuuuu”.

15 menit kemudian adni dan tissa tiba di lokasi praktek kerja lapangan, tempat tersebut tidak begitu jauh dari kost’an mereka hanya berjarak 1 Km, bisa ditempuh dengan jalan kaki kalo pengen santai dan berhemat namun kalo lagi buru-buru yah pastinya naik kendaraan umum dengan ongkos Rp.2000 per orang. Begitu turun dari angkot keduanya bergegas menuju gerbang sebuah bangunan dan menerobos masuk “ hei, hei, hei .. kalian berdua mau kemana ?? udah ngisi buku tamu blom ??? mau ke areal satu ato dua ??” cegat seorang satpam bertubuh kekar dengan jambang berkeliaran diseputar wajahnya “satpamnya kejam plus jelek” bisik tissa “eem gini pak, kita mau ketemu menejer untuk laporan” terang adni “oh, mahasiswa PKL itu yah ?? silahkan masuk” “trimaksih pak”. Tanpa berbasa basi lagi mereka berdua berlari-lari kecil menuju sebuah ruangan yang letaknya ditengah – tengah kompleks bangunan, nampak tiga orang pria telah menanti kehadiran mereka “yang satu botak, satunya lagi mirip tiang listrik yang satunya lagi pendek banget, bisa kompak g’ yah kita” guman tissa di dalam hati. “cepat dikit udah ditunggu menejer nieh, lama banget ... ayoo semua kita masuk bareng” tegur si pria botak, dan mereka pun masuk ke dalam ruangan yang mana telah ditunggu oleh menejer tersebut. “ jadi kalian yang akan PKL disini ya ??” tanya menejer membuka pembicaraan “iya pak” jawab semuanya serempak “kemarin saya menerima surat permohonon untuk bisa PKL disini, jika surat ini langsung diberikan kepada saya mungkin kalian tidak akan saya terima, berhubung suratnya masuk melalui wilayah dan wilayah meneruskan kepada cabang hingga ke sini maka kalian diterima. Ini bukan persoalan administrasi, hanya saja ini masalah komitmen, banyak mahasiswa yang PKL disini sebelum kalian dan dari fakultas dan universitas yang sama namun kemudian mereka-mereka ini tidak menunjukan loyalitas yang baik serta keseriusan mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan oleh para supervisior” mendengar penjelasan dari menejer serempak kelima orang ini kaget bukan main dan tentu saja merasa malu sebab orang yang sedang dibicarakan tidak lain dan tak bukan adalah kakak-kakak tingkat mereka. “namun demikian, mengingat salah satu misi perusahaan ini adalah ikut memberdayakan masyarakat dalam hal pendidikan maka saya memutuskan untuk memberikan kesempatan terakhir bagi mahasiswa di fakultas teknik untuk melakukan praktek kerja disini dengan catatan bahwa jika dikemudian hari ditemukan kelalaian yang sama seperti yang terjadi sebelumnya maka saya tidak segan menyurati rektor kalian untuk tidak lagi menerima mahasiswa PKL dari fakultas teknik” ketegasan tersebut sungguh membuat suasana semakin cetar membahana, ini masalah serius kelima orang ini menjadi kebijiakan dan sebuah kesempatan akhir dan tanpa ragu dan pikir panjang mereka pun bertekad untuk kembali memulihkan nama baik fakultas yang telah dicoreng pendahulu mereka “iya pak, kami memahami dan menerima konsekuensinya oleh karenanya kita akan melakukan yang terbaik” kata marten si botak, “ok baiklah, nama saya imran anjas tapi silahkan panggil anjas dan selamat datang pada sektor pembangkit pusat listrik poka cabang ambon, mari saya perkenalkan dengan para supervisior, beliau ini namanya pak udin SPV. Har listrik, ini pak daud SPV. K3 dan selanjutnya kalian akan ditemani oleh pak man SPV. Har mesin, silahkan” menejer kemudian menyerahakn kelima orang ini kepada pak man SPV. Pemeliharaan mesin “kalian akan saya bawa mengunjungi pembangkit lsitrik ini, tapi sebelumnya perkenalkan diri kalian” “nama saya marten, yang tinggi ini eng zhu, yang pendek falen, gadis yang pendek ini namanya tissa dan gadis tinggi ini adni kami semua dari jurusan teknik mesin, yang pria program study teknik mesin dan yang wanita program study teknik industri” terang marten “ok, silahkan pakai ketelpak kalian dan kita kan berkeliling”. Setelah berpecar kemudian mereka kembali berkumpul untuk kemudian berkeliling menuju arel satu yakni engine room “ni. Liat marten tuh, kaki ketelpaknya mirip celana A.rafiq panjang plus lebar dibawah lait bagian perutnya bunciiit banget, ha ha ha ..” sewot tissa setengah tertawa “iya mirip lampu taman berjalan udah botak , bajunya ketat diatas tapi longgar dibawah .. ha ha ha” tertanya bukan hanya mereka berdua yang risih melihat penampilan marten, eng zhu dan falen pun merasakan hal yang sama jadilah kelimanya tertawa terbahak-bahak ditengah suara mesin disel yang sedang berpacu.

“ini dia engine room kita, ruang operasinya diatas sana” kata pak man sambil menunjuk kearah ruangan ditingkat dua, tentunya saja suara beliau tidak begitu terdengar jelas sebab suara mesin-mesin disel ini sungguh memekakan telinga, dengan pelaratan keamanan yang dipakai separti helm safety, earphone protector dan sepatu enginemereka berkeliling dalam ruangan mesin sambil mendengar penjelasan singkat dari pak man.

“tissa, coba liat papandiatas pintu gerbang engine room, baca tulisannya” kata adni sambil menunjuk sebuah papan bertuliskan YA ALLAH, YA TUHAN KAMI, SESUNGGUHNYA PEKERJAAN KAMI SANGAT AMATLAH BERAT DAN PENUH MARABAHAYA, OLEH KARENA ITU LINDUNGILAH KAMI. Seketika itupun nyali keduanya menjadi makin ciut

“pulang yuk, kayaknya salah tempat dech” ajak tisaa, “Ya Rob, apa yang akan terjadi pada kami ditempat ini ?? tulisan do’anya saja hampir sama besarnya dengan pintu gerbang, begitu mengerikankan tempat ini ?? petualangan apa yang akan kami hadapi dan semoga kami semua dalam lindungan_Mu” guman adni setengah merintih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun