Tono Tuna
Tono Tuna sedang asyik bertamasya di laut dengan kolaborasi pandangan mata, insang dan manuver siripnya, mengejar Tina Tuna, kekasihnyayang sudah lebih dulu menyisir kedalaman yang makin membirunya. Sayangnya keceriaan itu tak berlangsung lama ketika Tono Tuna yang kemudianmerubah haluan menuju permukaan. Sebuah jaring yang mirip milik Spiderman itu tiba-tiba memisahkannya dengan habitat biru itu, terutama memisahkannya dengan sang kekasih, Tina Tuna.
Nelayan : “Wow! Besar sekali ikan ini! “
Tono Tuna : “Oh, tidaaaak!”
Tono Tuna beradakeadaan panik saat sang nelayan mengantarkan kematian kepadanya saat tubuhnya dievakuasi ke dalam kotak beku yang terbuat dari gabus itu. Ini terlihat dari mulutnya yang menganga, terbuka dengan ukuran maksimal. He he he..
Gubrak!
Matilah dia..
************************
Tina Tuna
Dengan insting seekortuna yang dipenuhi cinta, Tina Tuna tiba-tiba mengerem laju renangnya...
Tina Tuna : “Ah! Tono?? Noooo? Kamu dimana?”
Tina Tuna kemudian memilih merenung sembari parkir di salah satu sisi yang dekat dengan permukaan air.
Lebih disayangkan lagi, Tina Tuna tidak sigap saat jalinan alat pembunuh itu jatuh sempurna ke atas tubuhnya, mengait di ekor dan siripnya. Tina Tuna terlambat melakukan aksi penyelamatan diri,
Nelayan : “Wow! Yang ini tak kalah besar juga! Asyiiiik!“
Tina Tuna memilih pasrah dengan mulut terkatup dan berusaha menyambut kematian dengan mata tertutup, tapi sepasang mata besar itu memang sudah dari sononya tidak bisa tertutup. He he he..
Gelap..
Gubrak!
Matilah juga dia..
-TAMAT-
Pesan moral :
Ada awal, ada akhir.. Ada alfa, ada omega.. Ada pertemuan, ada perpisahan.. Ada pagi, ada malam.. Ada kelahiran/kehidupan, ada kematian.. KEMATIAN! Ya, KEMATIAN! Setiap makhluk hidup pasti mati. Lebih lanjut tentang kematian, makhluk hidup, termasuk manusia pun memiliki cara mati dan cara menyambut kematian yang berbeda-beda. Ada yang menyambut dengan penuh sukacita, penuh kepasrahan, tapi ada pula yang takut mati dan tidak siap untuk mati. Bahkan berusaha dengan segala macam cara (lazim maupun tidak lazim) untuk memperpanjang usia. Atau ada yang tidak mau mati? Atau ada yang berambisi untuk hidup abadi? Jadilah Tuhan supaya tak mati-mati. He he he..
Jadi daripada memusingkan soal mati yang SK-nya (Surat Kematian) bisa datang kapan saja (mati secara alamiah, kesalahan sendiri atau orang lain), lebih baik kita menikmati hidup dengan cara-cara legal, bijak dan manusiawi dengan diri sendiri, sesama, orang-orang yang tidak sama (dalam segala hal), makhluk hidup lainnya maupun sumber daya yang ada di sekitar kita supaya kita bisa menyambut kematian dengan sempurna.
Selamat menikmati hidup dan menyambut kematian!
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H