Mengapa Kau mau teguk isi cawan?
Mengapa Kau tak mundur saat langit berawan?
Mengapa Kau tak berontak saat mereka datang dalam kawanan?
Dia yang memanggil-Mu karib kini jadi lawan
Manis dalam ciuman seorang kawan
â€
Kau basuh duabelas pasang kaki
Murid-murid sang Rabi jua, legenda para lelaki
Ajarkan jalan ke surga, wahai Isa Al-Masih
Harga mutlak bukti sebentuk kasih
â€
Pecahkanlah roti tak beragi
Lihat siksa tubuh-Mu yang terbagi
Teguklah cawan anggur melimpah
Lihat merah darah-Mu yang tertumpah
â€
Jangan makan roti sendiri
Tengoklah mereka yang patut dib'ri
Raga-raga bertulang lapar mengeluh
Mengais jatuhnya serpiran remah penuh
Sio b'rat jalan yang jauh ditempuh
â€
Jangan teguk anggur sendiri
Pandanglah mereka yang haus di kanan-kiri
Lidah kelu lelah sepenuh peluh
Bibir kering rindukan tetes teduh
Sio tempuh kilometer berpuluh-puluh
â€
Kami yang menolak-Mu
Kami yang menyalibkan-Mu
Kami jua yang duduk di meja jamuan-Mu
â€
Kami mau mengingat-Mu
Kami mau hayati sengsara-Mu
Kami mau mengikuti-Mu
â€
Berbagi terang-Mu tak jemu
Berbagi roti-Mu
Berbagi anggur-Mu
Berbagi kasih-Mu
Berbagi kepada sesama
Berbagi kepada yang tak sama
â€
Amin
Piru, 3 Juli 2011
####################
†Selamat mengikuti, menghayati & mengamalkan Perjamuan Kudus Yesus Kristus â€
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H