Mohon tunggu...
Gaby ApriliaAdinda
Gaby ApriliaAdinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - hallo teman teman semoga bermanfaat

hallo teman teman semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fenomena Korean Wave di Masa Pandemi: Bagai Virus, Semua Demam Drakor

3 Agustus 2021   21:33 Diperbarui: 3 Agustus 2021   21:52 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Kasus Covid-19 yang terus meningkat mengharuskan kita berkegiatan di rumah saja, peraturan itu telah diatur oleh pemerintah untuk mengatur menyebaran virus tersebut. Dengan begitu masyarakat memanfaatkan waktu di rumah untuk melakukan kegiatan-kegiatan positifnya, seperti berolahraga, bekerja dari rumah, memasak makanan kekinian, bergaya dan berdandan, serta maraton film. 

Dapat sama-sama kita lihat, populasi dunia hiburan dan budaya Korea Selatan khususnya Asia sedang berada si puncak ketenaran. Selama pandemi ini banyak masyarakat yang menghabiskan waktu untuk menonton drama korea, karena selama pandemi ini production film korea memberikan film drama dengan berbagai jalan cerita dari berbagai genre. Pemain yang disuguhkan juga tidak perlu dipertanyakan lagi.

Mulai dari para pemain, dandanan para pemain, pakaian yang digunakan para pemain, makanan yang ditayangan pada drama korea tersebut membuat para penontonnya ingin meniru dan merasakannya. Gelombang besar ini sangat memengaruhi gaya hidup anak muda maupun dewasa. 

Dilansir pada liputan6.com, K-Drama awalnya mampu sukses besar saat ditayangkan di Tiongkok dan Jepang lewat judul "What is Love?" (MBC) dan "Winter Sonata" (KBS). Momen itu mendorong minat dari negara-negara Asia lainnya dan di luar Asia untuk menonton K-Drama. Skenario dan karakteristik K-Drama mampu diterima masyarakat negara-negara Asia. Kesuksesan besar drama-drama TV Korea terus berlanjut sampai sekarang. 

Jalan cerita drama korea membuat emosi penonton terikat. "Mau drama manapun, pasti akan mengikat penontonnya, pasti akan memicu adrenalin dan penonton akan menantikan kelanjutannya. Ada sensasi emosi yang campur aduk, sebelum ketemu endingnya," kata Maman, Pengamat Broadcasting kepada Liputan6.com. Melalui K-drama ini, seluruh emosi kita dimainkan, mulai dari perasaan cinta, benci, sedih, senang, bahagia, patah hati, marah, geram, jijik, dan sebagainya. 

Membuat publik sangat menyukai bahkan menjadi "gila" karena Drakor bukan sesuatu yang mudah dan cepat. Tentunya, terdapat keterlibatan Pemerintah Korea untuk memperkenalkan budaya mereka dengan menyiapkan ekspansi budaya agar selangkah lebih maju dari Jepang. Dampak yang dapat dilihat ialah serial drama Korea dapat masuk pada penghargaan perfilman Oscar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun