Mohon tunggu...
Gatot Pramono
Gatot Pramono Mohon Tunggu... -

Tinggi badan 168 cm, berat 70 kg

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Padepokan Dimas Kanjeng Tempat Titipan Uang Para Koruptor?

28 September 2016   17:23 Diperbarui: 28 September 2016   18:47 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cilacap, 28/09/2016, Taat Pribadi, pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ditangkap polisi secara paksa karena sudah tiga kali mangkir dari panggilan kepolisian atas tuduhan membunuh dua santrinya.

Taat Pribadi, mengaku bisa menggandakan uang. Taat Pribadi menggandakan uang dengan ilmu tersendiri. Tetapi, dia tidak merinci ilmu apa yang dimaksud. "Ya, pokoknya pakai ilmulah," katanya menjawab pertanyaan wartawan saat akan diperiksa di salah satu ruang di Ditreskrimum Polda Jatim, Rabu (28/9/2016).

Diakuinya menggandakan uang tersebut sudah dilakukannya sejak 2006 lalu. Soal jumlah uang yang sudah digandakan, Taat Pribadi mengaku tidak ingat. "Pokoknya sudah banyak," katanya.

Secara akal sehat ilmu menggandakan uang itu mustahil, itu hanyalah cara mengelabuhi orang lain. 

Wajarkah apabila ada kecurigaan kalau Taat Pribadi menjadi kepercayaan para koruptor untuk menyimpan uangnya agar tidak terjerat hukum? Dan setelah dianggap aman maka uang itu akan dimanfaatkan oleh yang menitipkanya. Tentunya ada bagianya untuk Padepokan Dimas Kanjeng.

Kalau dugaan seperti ini dianggap masuk akal, semoga kepolisian bisa mengungkap modus ini dan KPK ikut bertindak agar semua jadi terang benderang.

Dua padepokan terjerat kasus besar tetapi berbeda motif nya. Pertama Padepokan Brajamusti yang pimpinanya Gatot Brajamusti, kasusnya berkembang dari narkoba dan sekarang yang sedang terus diberitakan dugaan praktek ritual seks. Kedua padepokan Dimas Kanjeng, pemimpinya, Taat Pribadi dituduh membunuh mantan dua santrinya, dan sekarang berkembang ke penipuan penggandaan uang.

Semoga tidak ada lagi padepokan - padepokan lain di grebeg polisi dengan kasus lain, yang tentunya membuat masyarakat menjadi tidak percaya dengan Padepokan bahkan cenderung anti pati dengan keberadaan Padepokan di wilayahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun